Menu

Mode Gelap
Dalih Suratnya Lengkap, Polres Lepas 3 Tangki BBM Solar. Faktanya, Hanya Satu yang Miliki Faktur Sempat Ditahan 2 Malam, Polres Sidrap Lepas Truk BBM Safari Ramadhan, Pemdes Lombo Kunjungi Masjid di Setiap Dusun untuk Buka Bersama Lagi, Aparat Grebek Kos-Kosan yang Jadi Tempat Prostitusi Online Polisi Masih Selidiki BBM Diduga Ilegal,  Aktivis: Aparat harus Transparan

Kabar Utama · 25 Feb 2020 21:53 WITA ·

Aan, Bocah Asal Bapangi Rela jadi Buruh untuk Hidupi Keluarga


 Aan, Bocah Asal Bapangi Rela jadi Buruh untuk Hidupi Keluarga Perbesar

AJATAPPARENG.ONLINE, SIDRAP — Usia kanak-kanak pada umumnya dihabiskan dengan bermain. Namun hal ini tidak berlaku bagi Aan Nur Pratama, bocah 12 tahun asal Desa Bapangi, kecamatan Panca Lautang, Kabupaten Sidrap , Sulawesi Selatan.

Sejak 5 tahun terakhir, bocah yang duduk di bangku kelas 5 SD 5 Wanio ini, harus menjadi tulang pungung keluarga dengan menjadi buruh batu bata menggantikan peran ayahnya yang lumpuh setelah mengalami kecelakaan kerja.

Tak hanya berjuang mencari nafkah, Aan juga harus merawat ayahnya yang lumpuh, nenek buyut yang dipasung dalam rumah lantaran sudah renta, serta neneknya yang juga penyandang disabilitas.

Tanggung jawab berat ini harus diemban Aan setelah sang ibu meninggalkan ayahnya yang lumpuh akibat mengalami kecelakaan saat bekerja sebagai buruh batu bata.

“Bulan April, ini sudah 6 tahun lamanya saya menderita lumpuh, saat kerja angkat bata, papan tempat saya berpijak, patah sehingga saya jatuh ke lubang dan tertimpa batu bata, sejak itu saya tidak bisa berjalan. Dokter bilang tulang belakang saya patah, tidak berapa lama istri meninggalkan saya bersama Aan,” kenang Bakri, ayah Aan di rumahnya, Selasa (25/2/2020).

Bakri pun mengaku sedih melihat sang anak harus menggantikan perannya sebagai tulang punggung keluarga.

“Saya sedih pak, namun dia adalah anak berbakti, tidak pernah sekalipun mengeluh ,”ungkapnya.

Upah Rp20-30 Ribu

Sepulang sekolah, Aan harus bergegas menuju ke tempatnya bekerja sebagai buruh batu bata yang berjarak kurang lebih 500 meter dari rumahnya dengan berjalan kaki.

Satu demi satu batu bata yang telah dicetak di tempatnya dibolak-balik agar cepat kering, pekerjaan ini telah dilakoninya sejak 5 tahun yang lalu.

Dalam sehari, Aan mengaku bisa mendapatkan uang antara Rp 20 ribu hingga Rp 30 ribu.

“Ndak capek, karena selalu ingat bapak yang sakit, saya mau cari uang untuk bapak, dan nenek, juga untuk beli obatnya,” katanya polos.

Ancu, majikan batu bata tempat Aan bekerja juga mengaku prihatin dengan kondisi yang dialami bocah tersebut.

“Harusnya kan usia dia sekarang, dia belajar dan bermain. Saya salut, dia rajin dan pekerja keras, bahkan kalau saya panggil makan , selalu menolak, katanya mau makan sama ayahnya saja di rumah,” sebutnya.

Ancu pun berharap kehidupan Aan bisa diperhatikan oleh pemerintah, agar bocah malang ini bisa menjalani hidup lebih baik.

“Jangankan Aan sebagai buruh, kita pun juga menjalani kehidupan yang sulit, bisnis Batu bata sulit apalagi kalau musim hujan sperti ini,” tandasnya. (spa)

Artikel ini telah dibaca 208 kali

badge-check

Editor

Baca Lainnya

Polisi Masih Selidiki BBM Diduga Ilegal,  Aktivis: Aparat harus Transparan

27 Maret 2024 - 21:44 WITA

Rekapitulasi KPU Rampung: Ini 8 Partai Lolos Parlemen, PPP-PSI Gagal

20 Maret 2024 - 22:44 WITA

Jadi Pemenang di Sulsel, NasDem ‘PeDe’ Usung Kader di Pilkada

4 Maret 2024 - 13:43 WITA

Rekap Kabupaten Selesai, 8 Partai Sukses Raih Kursi di DPRD Sidrap

27 Februari 2024 - 13:38 WITA

NasDem, PKB, PKS Kompak Dukung Hak Angket Kecurangan Pemilu

23 Februari 2024 - 13:57 WITA

H Mashur dapat ‘Lampu Hijau’ Demokrat, Disiapkan Jadi Calon Bupati Sidrap

15 Januari 2024 - 15:34 WITA

Trending di Ajatappareng

Konten ini milik Ajatappareng Online. Anda tidak dapat menyalin konten ini.