Menu

Mode Gelap
KGBN Enrekang Sukses Gelar Temu Pendidik Nusantara Bantuan Pangan, 322 Ton Beras untuk 16 Ribu Warga Sidrap Sasar Sekolah Terpencil, Dinas Perpustakaan ‘Bikin Senyum’ Siswa di Pitu Riase Jaksa Garda Desa, Cara Jitu Antisipasi Korupsi di Desa dan Kelurahan Hadiri Gelar Operasional TW II, Polres Sidrap Komitmen Tingkatkan Kinerja Pelayanan Publik

Eksklusif · 19 Jul 2025 12:57 WITA ·

Dr. Bunyamin Yafid: Agama Harus Jadi Kekuatan untuk Bersahabat dengan Alam


 Dr. Bunyamin Yafid: Agama Harus Jadi Kekuatan untuk Bersahabat dengan Alam Perbesar

AJATAPPARENG.ONLINE, SIDRAP – Dalam kuliah umum yang digelar di Aula IAI DDI Sidrap, Dr. H. Bunyamin Yafid, Lc., M.H., Tenaga Ahli Menteri Agama RI, menyampaikan pesan penting mengenai peran agama dalam menjaga keseimbangan lingkungan, Sabtu, 19 Juli 2025.

Dengan tema “Penguatan Ekoteologi sebagai Program Prioritas Kementerian Agama RI,” kuliah umum ini menghadirkan sudut pandang tentang hubungan manusia, alam, dan Tuhan.

Di hadapan civitas akademika dan tokoh masyarakat, Dr. Bunyamin menegaskan bahwa konsep ekoteologi bukan sekadar teori, tetapi harus menjadi bagian dari kesadaran iman.

“Para filsuf sejak Yunani kuno telah memperhatikan alam secara serius. Mereka bertanya, apa itu ‘yang ada’? Dan bagaimana alam menjadi bagian dari eksistensi kita?” ungkapnya sambil menunjukkan materi presentasi yang memuat konsep filsafat wujud dan mawjud.

Lebih dari itu, ia mengingatkan bahwa dalam konteks keislaman, menjaga alam bukan hanya kewajiban sosial, tapi juga spiritual.

“Agama harus menjadi kekuatan moral yang mendorong manusia untuk bersahabat dengan alam. Alam bukan musuh, bukan alat eksploitasi. Ia adalah amanah yang harus dirawat,” tegasnya.

Dr. Bunyamin berharap mahasiswa IAI DDI Sidrap dapat menjadi pelopor dalam menyuarakan nilai-nilai ekoteologi Islam, baik dalam dunia akademik maupun di masyarakat.

Ia juga mengajak seluruh elemen umat untuk mulai mengubah cara pandang terhadap lingkungan bukan sebagai sumber daya semata, tetapi sebagai sahabat dalam keberlangsungan hidup.

“Bersahabat dengan alam berarti hidup seimbang, tidak rakus, tidak merusak, dan selalu menyadari bahwa bumi ini warisan untuk generasi berikutnya,” tambahnya.

Kuliah umum ini menjadi pengingat kuat bahwa masa depan agama dan bumi harus berjalan seiring. Jika agama mampu menyentuh aspek ekologis umatnya, maka akan lahir masyarakat beriman yang juga peduli lingkungan. (asp)

Artikel ini telah dibaca 18 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Bupati Syaharuddin Buka Musda I IPIM Sidrap: Dorong Sinergi Imam Masjid Wujudkan “Sidrap Berkah”

19 Juli 2025 - 19:26 WITA

KGBN Enrekang Sukses Gelar Temu Pendidik Nusantara

19 Juli 2025 - 17:28 WITA

Bantuan Pangan, 322 Ton Beras untuk 16 Ribu Warga Sidrap

19 Juli 2025 - 14:14 WITA

Kolaborasi Hangat di Arawa: 203 Warga Terima Bantuan Pangan Langsung dari Pemerintah

19 Juli 2025 - 13:15 WITA

UMS Rappang dan BRMP Serealia Maros Sepakat Perkuat Sinergi Pendidikan, Riset, dan Ketahanan Pangan

19 Juli 2025 - 13:06 WITA

Direktur RSUD Nemal Klarifikasi Insiden Lift Usai Padam Listrik Mendadak

19 Juli 2025 - 12:52 WITA

Trending di Fokus