AJATAPPARENG.ONLINE, SIDRAP – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Inovasi Pengembangan Desa Universitas Hasanuddin Gelombang 114 menggelar kegiatan sosialisasi dan praktik pembuatan biopori, Sabtu (3/8/2025), di pekarangan rumah Kepala Desa Dengeng-Dengeng, Kecamatan Pitu Riase, Kabupaten Sidenreng Rappang.
Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya edukasi dan pemberian solusi terhadap permasalahan pengelolaan sampah organik skala rumah tangga yang selama ini menjadi tantangan di lingkungan masyarakat.
Acara dibuka oleh Kepala Desa Dengeng-Dengeng, Dusmin, yang menyampaikan pentingnya pengelolaan sampah organik secara mandiri di tingkat rumah tangga. Dalam sambutannya, Dusmin menekankan bahwa selain menjaga kebersihan lingkungan, pengelolaan sampah yang tepat juga dapat memberikan manfaat ekonomi dan lingkungan, khususnya melalui proses daur ulang.
“Kita perlu berperan aktif dalam mengelola sampah rumah tangga. Salah satunya dengan teknologi sederhana seperti biopori yang tidak hanya mengurangi sampah, tapi juga memperbaiki kualitas tanah dan menghasilkan pupuk alami,” ungkap Dusmin.
Selanjutnya, kegiatan berlanjut dengan pematerian oleh Farida Jumadi, salah satu mahasiswa KKN. Ia memaparkan secara detail teknik pembuatan biopori, mulai dari manfaatnya dalam meningkatkan daya resap air, memperbaiki struktur tanah, hingga perannya dalam mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA.
Farida juga menekankan bahwa biopori merupakan solusi praktis dan murah yang bisa diterapkan oleh siapa saja tanpa memerlukan alat atau biaya besar.
Setelah pemaparan materi, peserta langsung diajak praktik membuat lubang biopori di lokasi yang telah disiapkan. Dengan pendampingan langsung dari tim KKN, warga melakukan penggalian, memasukkan bahan organik seperti daun dan sisa sayuran, hingga proses penutupan dan perawatan lubang biopori.
Kegiatan ini ditutup dengan sesi diskusi dan tanya jawab, yang berlangsung interaktif. Warga menyampaikan pertanyaan dan pengalaman terkait pengelolaan sampah organik di rumah masing-masing.
Rusdi, salah satu peserta yang juga Kepala Dusun, menyampaikan antusiasmenya setelah mengikuti kegiatan.
“Setelah mengikuti sosialisasi ini, saya jadi paham bagaimana cara memanfaatkan sampah organik menjadi pupuk lewat biopori. Saya sangat antusias untuk memulai di rumah agar bisa mendapatkan pupuk alami untuk tanaman sayur saya,” tuturnya.
Diharapkan, melalui kegiatan ini, masyarakat dapat menerapkan metode biopori secara rutin dan berkelanjutan. Selain mengurangi timbunan sampah organik, hal ini juga menjadi langkah kolektif dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan desa. (asp)