Menu

Mode Gelap
Dirintis Bupati, Jalan Desa Lombok ke Dengeng-dengeng Diresmikan Kapolda Di Pangkep, Ketua PSI Sulsel Muammar Gandi Yakin Menang Besar di Pemilu 2029 PSI Sulsel Tancap Gas, Jumat Berkah Muammar Gandi Sapa Warga Bantaran Sungai Tallo Komitmen RMS Jalankan Politik Kemanusiaan, Aksi  ‘Jumat Berkah’ konsisten di Sulsel Sekda Sidrap Benarkan Pengunduran Diri Kadiskes, Alasan Sakit

Opini · 18 Agu 2025 20:35 WITA ·

Kemerdekaan yang Belum Menyentuh Hati Rakyat


 Kemerdekaan yang Belum Menyentuh Hati Rakyat Perbesar

KEMERDEKAAN yang kita nikmati hari ini bukan hadiah, melainkan hasil darah, air mata, dan nyawa para pejuang bangsa. Mereka berperang bukan hanya untuk mengibarkan merah putih, tetapi juga agar kita bisa hidup dalam keadilan, persaudaraan, dan persatuan.

Dari segi sejarah, memang kita sudah menang, Indonesia berdiri tegak sebagai negara berdaulat. Namun, apakah perjuangan itu benar-benar selesai?

Sayangnya, jika kita melihat lingkungan sekitar, jawabannya adalah belum. Kita masih menemukan banyak wajah penjajahan baru, bukan dari bangsa asing, melainkan dari sikap dan mental kita sendiri.

Kita masih dijajah oleh egoisme, ketidakpedulian, dan kepentingan pribadi. Kita bebas berbicara, tetapi lidah kita sering digunakan untuk menjatuhkan, bukan membangun. Kita bebas berpendapat, tetapi sering menggunakannya untuk menyulut perpecahan, bukan persatuan.

Apa gunanya kita merdeka dari kolonialisme asing, jika di lingkungan kita masih ada yang merasa paling benar dan sulit menghargai perbedaan? Apa artinya bendera berkibar megah, jika di sekitar kita gotong royong mulai pudar, kepedulian semakin langka, dan keadilan hanya menjadi jargon? Kita memang sudah merdeka secara fisik, tetapi batin kita masih terbelenggu oleh sifat iri, dengki, dan ketamakan.

Perjuangan para pendahulu melawan peluru dan senjata, perjuangan kita hari ini adalah melawan diri sendiri: melawan malas untuk peduli, melawan rasa acuh terhadap sesama, melawan keserakahan yang merusak.

Jika bangsa ini ingin benar-benar merdeka, maka kemerdekaan itu harus dimenangkan lebih dulu di rumah, di lingkungan, di hati kita masing-masing.

Sebab, bangsa yang besar bukan hanya ditentukan oleh kekuatan militernya, melainkan oleh moral dan mental rakyatnya.

Kemerdekaan sejati bukan hanya tentang berdiri di tanah yang bebas, tetapi juga tentang hidup dalam lingkungan yang saling menguatkan, menghargai, dan bekerja sama.

Jika itu belum tercapai, maka perjuangan belum usai. Maka tugas kita hari ini adalah melanjutkan perjuangan dengan cara yang berbeda: bukan lagi mengangkat senjata, melainkan mengangkat kepedulian, kejujuran, dan solidaritas. Karena hanya dengan itu, kemerdekaan yang sejati bisa kita menangkan.

Oleh : Suriadi Mange, SE, SH

Artikel ini telah dibaca 18 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Menelusuri Keindahan Lembah Ramma

25 Mei 2025 - 02:51 WITA

Akademisi; Tidak Dibenarkan, Tangkap Dulu baru Cari Korban

26 April 2025 - 09:16 WITA

Gelar SCR, Sirkuit RMS Puncak Mario Sidrap Bangun dari ‘Tidur Panjang’

25 Januari 2025 - 11:01 WITA

Selamat Jalan, Bapak HM Alwi Hamu

18 Januari 2025 - 07:39 WITA

Tahun Baru dan Gaya Baru Pemimpin Sidrap

1 Januari 2025 - 00:59 WITA

Kemudahan yang Menjebak: Bahaya Pinjaman Rentenir bagi Warga Sidrap

4 November 2024 - 10:37 WITA

Trending di Opini