AJATAPPARENG.ONLINE, SIDRAP — Pengurus Indonesian Assosiation For Publik Administrasion (IAPA) Dr H Slamet Riadi sangat mengapresasiasi program magang yang digelar oleh Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Muhammadiyah Rappang, yang digelar secara serentak di Kabupaten Sidrap dan Enrekang.
Hal tersebut diungkapkan oleh Dr Slamet Riadi, saat menghadiri Focus Group Discussion (FGD), magang STISIP Muhammadiyah Rappang, di Desa Bina Baru, Kecamatan Kulo, Kabupaten Sidrap, Rabu (28/2/2018).
Ia bahkan akan melaporkan kegiatan tersebut di internal pengurus IAPA. “Selaku pengurus IAPA pusat, saya sangat mengapresiasi langkah dan trobosan baru, yang dilakukan oleh STISIP Muhammadiyah Rappang.
Bagaimana tidak, meski berada di tengah perkampungan Sidrap, namun sudah berani mengambil langkah baru, khususnya dalam optimalisasi teknologi informasi, pelayanan publik, dan potensi desa. Saya yakin masih banyak perguruan tinggi baik swasta ataupun negeri, yang melakukan hal ini,” jelasnya.
Selain itu ia juga mengatakan akan membawa konsep magang tersebut, untuk dipresentasikan di Jakarta, dengan harapan bisa diadopsi oleh perguruan tinggi lainnya, khususnya yang memiliki jurusan Administrasi, dalam meningkatkan pelayanan publik.
“Ini sangat bagus. Karena kecanggihan tekhnologi bisa dimanfaatkan guna memaksimalkan pelayanan publik, apalagi dirangkaikan dengan memunculkan seluruh potensi desa. Secara pribadipun saya mengapresiasi akan hal ini,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua STISIP Muhammadiyah Rappang, Dr Jamaluddin Ahmad, mengatakan bahwa, kegiatan ini berawal dari MoU antara Kementerian Desa, (Kemendes) dengan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) untuk pengembangan potensi desa melalui teknologi.
“Berdasarkan hal tersebut, kami akhirnya membuat inovasi untuk memaksimalkan pelayanan publik dan potensi desa, dengan memanfaatkan kemajuan teknologi, baik di Kabupaten Sidenreng Rappang, dan Kabupaten Enrekang,”ungkapnya.
Sekedar diketahui, sekitar 193 mahasiswa STISIP Muhammadiyah Rappang, dari dua jurusan, masing masing dari Jurusan Administrasi Negara dan Ilmu Pemerintahan, diturunkan ke 10 desa secara bersamaan untuk pelaksanaan kegiatan magang tersebut.
“Jadi selama selama satu bulan lamanya, mahasiswa ini turun dan melakukan pendataan secara riil. Mereka tidak mengandalkan data desa yang sudah ada, namun betul betul turun ke lapangan dan mendata kembali satu persatu warga desa, dan mengaploud data mereka dalam sebuah website desa, yang sebelumnya, sudah disiapkan oleh pihak STISIP, jauh sebelum dilaksanakannya magang,” ujarnya.
Ia juga menambahkan, nantinya data yang sudah dikumpulkan oleh mahasiswa lalu digunakan oleh aparat desa untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, seperti pengurusan surat surat ataupun kepentingan administrasi dan lain sebagainya, hanya dalam hitungan menit saja.
“ Selain untuk pengurusan persuratan di web masing masing desa, yang telah dibuatkan oleh pihak kampus, seluruh potensi desa juga dimunculkan dalam website tersebut, dengan harapan para investor datang dan menanamkan modal mereka, sehingga desa terkait bisa lebih maju lagi,” ujarnya.(asp/ajp)