AJATAPPARENG.ONLINE, ENREKANG — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Enrekang merilis data penilaian kerusakan dan kerugian sementara pasca bencana banjir bandang, yang terjadi di dua kecamatan, yaitu di Kecamatan Enrekang dan kecamatan Cendana, yang terjadi pada Senin (29/4) lalu. Total kerugian diperkirakan mencapai Rp31.520.595.000.
Kerugian tersebut mencakup sektor ekonomi sebesar Rp794.470.000, sektor perumahan sebesar Rp29.796.125.000 dan sektor infrastruktur Rp930 juta.
Sektor perumahan mengalami kerugian yang paling banyak. Ini karena salah satu titik yang diterjang banjir bandang adalah perumahan Kukku yang ada di Kelurahan Lewaja. Disini, sebanyak 350 unit rumah terendam, dan dihuni 150 kepala keluarga.
Hampir sebagian besar perabot rumah mengalami kerusakan, seperti barang elektornik yaitu TV , Kulkas, mesin cuci, dispenser dan rice cooker. Termasuk juga kursi, meja, lemari, tempat tidur serta alat transportasi seperti mobil dan motor. Mobil sebanyak 30 unit yang rusak, dan motor 135 unit. Bahkan, dua rumah mengalami rusak parah.
Sementara, kerusakan di sektor ekonomi meliputi pertanian, perkebunan dan perdagangan. Sektor pertanian dan perkebunan kerugian mencapai Rp35 juta.
Ratusan hektar lahan perkebunan dan persawahan terendam banjir di Kecamatan Enrekang maupun di Kecamatan Cendana sehingga mengalami gagal panen. Beberapa jenis tanaman yang gagal panen, antara lain jagung, padi, kakao dan sayur-sayuran. Sementara, sektor perdagangan kerugian mencapai Rp759.470.000.
Untuk sektor infrastruktur, kerusakan lebih pada fasilitas transportasi, seperti jalan dan jembatan. Paling parah adalah putusnya jembatan yang ada di Desa Tungka.
Diketahui, curah hujan yang tinggi selama tiga hari di Kabupaten Enrekang, mengakibatkan sungai Saddang dan sungai Mata Allo meluap pada Senin (29/4) dini hari, sekitar pukul 03.00 Wita.
Akibatnya, air sungai merendam wilayah perkotaan dan lima desa di kecamatan Cendana.
“Data ini baru rekapitulasi sementara. Belum termasuk kerugian bencana longsor dan keretakan tanah yang terjadi di Desa Kadinge Kecamatan Baraka dan Desa Potokullin Kecamatan Potokullin,” kata Kasi Pencegahan, Eka Pebryanzah.
“Di desa Kadinge, sebanyak 42 rumah yang kolom rumahnya mengalami keretakan. Sementara, 16 rumah di desa Potokullin juga mengalami keretakan tanah di kolom rumahnya,” lanjut Eka Pebryanzah.
Lanjut Eka, jalan yang menghubungkan Kecamatan Baraka dan Kecamatan Bungin tidak bisa dilalui kendaraan roda empat, karena jalan tersebut amblas. Ratusan kepala keluarga saat ini memilih mengungsi karena rumah mereka sudah tidak dapat ditinggali. (spa/ajp)