AJATAPPARENG.ONLINE, SIDRAP — Masalah sampah pesisir di Kota Parepare semakin memprihatinkan. Tumpukan plastik dan limbah rumah tangga yang mencemari kawasan pesisir Wattang Soreang kini menjadi perhatian serius berbagai pihak. Namun, langkah nyata datang dari kalangan akademisi.
Dosen Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang (UMS Rappang), Damis, S.Kel., M.Si., bersama tim Program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Universitas Muslim Indonesia (UMI) yang dipimpin oleh Asmidar, S.Kel., M.Si. selaku ketua pelaksana, dan Ir. Muhammad Saenong, M.P. sebagai anggota tim, berkolaborasi menghadirkan inovasi pengelolaan sampah berbasis masyarakat pesisir.
Program ini menyasar Kelompok Masyarakat Anugrah, komunitas lokal yang peduli lingkungan di wilayah pesisir Wattang Soreang.
Melalui pendekatan partisipatif, tim dosen dan mahasiswa memberikan pelatihan pemilahan sampah, penggunaan mesin pencacah, serta pengolahan sampah organik menjadi kompos dan pupuk cair. Selain itu, disediakan juga bak sampah terpilah untuk membiasakan warga memilah sampah sejak dari rumah tangga.
“Pengelolaan sampah tidak cukup hanya dengan sosialisasi. Harus ada tindakan nyata dan perubahan perilaku. Kami ingin masyarakat jadi pelaku utama, bukan sekadar penerima program,” ujar Damis, S.Kel., M.Si, selaku perwakilan UMS Rappang yang turut menjadi pendamping lapangan.
Tahapan pelaksanaan program dilakukan secara bertahap, mulai dari sosialisasi, pelatihan teknis, hingga pendampingan berkelanjutan.
Dalam pelatihan, masyarakat dikenalkan cara mengoperasikan mesin pencacah untuk mempercepat proses pengomposan dan mengurangi volume limbah organik.
Dari uji coba awal, kelompok masyarakat berhasil menghasilkan 15 kilogram kompos organik, sebuah capaian yang menunjukkan perubahan nyata di tingkat akar rumput.
Ketua Program Studi Ilmu Perikanan UMS Rappang, Surianti, S.Pi., M.Si., menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan tersebut.
“Program ini bukan hanya memberi solusi lingkungan, tetapi juga mengajarkan nilai keberlanjutan kepada masyarakat.
Kolaborasi antara UMS Rappang dan UMI membuktikan bahwa ilmu pengetahuan bisa hadir langsung di tengah masyarakat pesisir,” ujarnya.
Ia menambahkan, kegiatan ini juga menjadi bagian dari upaya kampus mendukung SDGs poin 11 dan 14, yaitu kota berkelanjutan dan perlindungan ekosistem laut.
Pemerintah Kelurahan Wattang Soreang pun menyambut positif inisiatif ini dan berencana mengadopsi model pengelolaan sampah berbasis komunitas untuk diterapkan di wilayah pesisir lainnya.
“Harapan kami, kegiatan ini menjadi contoh keberhasilan kolaborasi kampus dan masyarakat dalam mewujudkan lingkungan pesisir yang bersih, sehat, dan produktif,” tutup Damis.

















