AJATAPPARENG.ONLINE, SIDRAP — Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC-PMII) Kabupaten Sidrap Periode 2017-2018 resmi dilantik oleh Ketua Umum Pengurus Besar (PB) PMII, Agus Mulyono Herlambang di Aula Kantor Kementerian Agama, Kabupaten Sidrap, Jumat (15/12).
Pelantikan dirangkaikan dengan Pembukaan Pelatihan Kader Dasar (PKD) Kabupaten Sidrap.
Ketua Umum PMII Sidrap, Asrul Nasir, Jumat, (15/12/2017) menyampaikan terimakasih atas kehadiran Ketua Umum PB PMII dan kepada seluruh pihak yang telah membantu menyukseskan pelantikan tersebut.
“Kami mengucapkan selamat datang kepada Ketua Umum, Sahabat Agus Mulyono Herlambang dan terima kasih atas kehadirannya,” katanya.
Asrul menambahkan, bahwa ada 4 persoalan yang harus menjadi fokus dalam gerakan sebagai agent of change, yaitu pertama Trend Dunia Global dinama Eksistensi dan posisi gerakan mahasiswa dihadapkan pada sebuah realitas dunia global yang tidak bisa dihindarkan.
Gesekan dunia global menjadi trend dalam kondisi saat ini, karenanya seluruh lapisan masyarakat perlu memahami secara benar tentang realitas-realitas dunia yang sedang mengalami pergolakan dalam berbagai unsur kehidupan.
“Tren yang terjadi hari ini adalah dominasi kekuatan global yang tidak bisa dihindarkan dalam ranah kesadaran manusia,” ungkapnya.
Kedua, lanjutnya, menganalisa dimensi pembangunan gerakan mahasiswa agar ilmiah diawali dengan konsep membaca, sesuatu yang berhubungan bukan hanya dengan membaca teks dan naskah tetapi lebih dari itu, menelaah, meriset, merenungkan , bereksperimen, berkontemplasi.
Ketiga, Tradisi keperadaban. Langkah-langkah selanjutnya yang paling rasional dalam menghadapi tatanan dunia global, bagi kalangan mahasiswa dikampus adalah membangun kesadaran bersama dengan meningkatkan kompetensi dan skill dalam memposisikan diri supaya sejajar dengan bangsa-bangsa Barat dalam bidang ilmu pengetahuan.
Terakhir, Teks Ke Kontekstual. Terkadang pemahaman mahasiswa atas teks-teks yang dipelajari dikampus bersifat tekstual.
Oleh Karena itu, perlu ada penyeimbangan pemikiran dalam memahami realitas. Kalangan mahasiswa diminta tidak hanya memahami teks saja, tetapi mampu melihat perubahan dunia yang cepat dari teks-teks yang dipelajarinya itu,” pungkasnya. (asp/ajp)