AJATAPPANG.ONLINE, SIDRAP — Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Muhammadiyah Rappang, melakukan berbagai terobosan dalam meningkatkan kualitas lulusan.
Salah satunya dengan mewajibkan seluruh mahasiswa Program Pascasaraja melancong minimal ke dua negara tetangga.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua STISIP Muhammadiyah Rappang, Dr Jamaluddin Ahmad Lado saat dikonfirmasi, Selasa (20/1/2018)
“Mungkin orang bertanya tanya apa hubungannya luar negeri dan peningkatan kualitas. Namun disinilah hebatnya STISIP Muhammadiyah Rappang,” ujar Jamaluddin.
Menurut Jamaluddin, kebijakan keluar negeri tersebut, hanya dikhususkan bagi Mahasiswa Program Pascasarjana. Untuk S1 aturan itu belum diberlakukan.
“Selama ini (perkuliahan) mahasiswa hanya dijejali dan disibukkan dengan teori-teori administrasi. Makanya kita wajibkan ke luar negeri agar mereka melihat secara langsung bagaimana implementasi teori-teori Administrasi tersebut. Jadi kewajiban itu tidak main-main.” jelasnya.
Bentuk lain, dari keseriusan pelaksanaan kegiatan tersebut adalah, para mahasiswa tidak diperkenankan mengikuti ujian proposal (tesis) jika tak mengikuti kegiatan yang tiap tahun digelar.
Setelah melihat langsung bagaimana proses pelayanan publik di beberapa negara, barulah mahasiswa membuat proposal, untuk kemudian mengikuti Studi Literatur.
“Harapannya teori dan praktek meski pengamatan, akan ketemu, khususnya dalam penulisan tugas akhir. Guna memperkaya tulisan mahasiswa maka mereka harus mengikuti program lainnya, yakni studi literatur di beberapa Universitas ternama di Pulau Jawa,” ujarnya.
Menurutnya, dengan agenda tersebut, lulusan STISIP Muhammadiyah Rappang tak lagi diragukan.
“Insya Allah para mahasiswa S2 di STISIP, yang notabennya adalah karyawan dan ASN di Pemda Enrekang dan Sidrap, tentu siap pakai dengan kualitas bersaing,” kata Jamaluddin. (asp/ajp)