AJATAPPARENG.ONLINE, SIDRAP – Sebagai bentuk nyata dari implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya pengabdian kepada masyarakat, Nursyamsih, mahasiswi Program Studi Agribisnis Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang (UMS Rappang), menggelar pelatihan demplot pembuatan tepung maggot di Desa Kulo, Kecamatan Maritengngae, Kabupaten Sidenreng Rappang, Minggu (3/8/2025).
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Kuliah Kerja Nyata – Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (KKN-PMM) tahun 2025, yang bertujuan memberikan solusi inovatif dan ramah lingkungan di bidang peternakan dan pertanian.
Bertempat di rumah warga setempat, Supriadi, pelatihan dihadiri oleh Ketua Tim Penggerak PKK Desa Kulo, kelompok perikanan, serta kelompok pertanian. Materi yang disampaikan berfokus pada manfaat dan proses pembuatan tepung maggot sebagai alternatif pakan ternak berkualitas tinggi.
“Tepung maggot bisa digunakan dalam campuran pakan maupun dalam pembuatan pelet. Kandungan proteinnya tinggi, dapat mempercepat pertumbuhan ternak dan meningkatkan daya tahan tubuh, terutama pada ayam dan ikan,” jelas Nursyamsih dalam pemaparannya.
Ia juga menekankan bahwa budidaya maggot dapat menjadi solusi berkelanjutan karena turut membantu mengurangi limbah organik rumah tangga. Dengan kata lain, selain efisien dan ekonomis, pembuatan tepung maggot juga mendukung pertanian ramah lingkungan.
Dalam sesi praktik, para peserta diajarkan tahapan produksi tepung maggot, mulai dari pemanenan maggot berusia 10–15 hari, pembersihan dari limbah, pengeringan dengan oven bersuhu 150°C selama 30 menit atau dijemur 1–2 hari, hingga proses penghalusan dan pengemasan. Tepung yang dihasilkan dapat disimpan hingga enam bulan dalam kondisi yang baik.
Kegiatan ini juga mendapat dukungan penuh dari Dosen Pendamping Lapangan, Muhammad Bibin, S.Pi., M.Si., dan didanai oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat, Ditjen Dikti Ristek, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Tahun Anggaran 2025.
Melalui pelatihan ini, diharapkan masyarakat Desa Kulo dapat mengembangkan inovasi pakan mandiri yang terjangkau dan ramah lingkungan, serta mendorong kemandirian pangan berbasis lokal. (asp)