AJATAPPARENG.ONLINE, SIDRAP, – Masyarakat Kabupaten Sidrap harus waspada terhadap modus penipuan. Pasalnya, pelaku makin berani dan tak segan mencatut nama pejabat, dan pejabat TNI.
Terakhir, tengah viral nama Kapten Cpl Junarman, yang menjabat sebagai Pasi OPS Kodim 1420 Sidrap, dicatut oleh oknum tak bertanggung jawab yang menjalankan modus penipuan jual beli kendaraan melalui aplikasi WhatsApp.
Modus yang digunakan para pelaku terbilang licik. Mereka membuat akun WhatsApp dengan memajang foto pribadi Kapten Cpl. Junarman berpakaian dinas—foto yang diambil dari akun Facebook asli milik korban.
Pelaku lalu menyamar seolah-olah itu adalah akun WhatsApp resmi milik Kapten Junarman, dan mulai melancarkan aksinya kepada masyarakat.
Nomor WhatsApp yang digunakan oleh pelaku adalah 0838-7635-6966, dan telah dikonfirmasi dan dipastikan bukan milik Kapten Junarman.
Dikonfirmasi awak media, Selasa, (10/6/2025), Kapten Cpl. Junarman menegaskan bahwa informasi tersebut adalah ‘HOAKS’ dan palsu serta merupakan bagian dari modus penipuan yang mencatut nama dan identitasnya.
“Saya sampaikan kepada seluruh masyarakat untuk tidak percaya dengan akun-akun palsu seperti itu. Saya tidak pernah menggunakan WhatsApp dengan nomor tersebut, dan saya tidak terlibat dalam aktivitas jual beli kendaraan. Itu murni penipuan,” ujar Kapten Junarman via seluler.
Ia juga mengingatkan masyarakat, khususnya keluarga dan kerabat dekat, agar lebih berhati-hati dalam menerima informasi maupun penawaran dari akun media sosial yang mengatasnamakan pejabat atau institusi tertentu, termasuk dirinya.
“Saya minta masyarakat agar tidak mudah percaya dengan penawaran-penawaran seperti ini, apalagi jika menyangkut uang. Pastikan dulu kebenarannya. Ini jelas hoaks dan bagian dari kejahatan digital,” tegasnya.
Pihak Kodim 1420 Sidrap dalam hal ini dirinya selaku korban sudah melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian. Polres Sidrap sendiri kini tengah melakukan penyelidikan terhadap akun serta pelaku di balik penipuan ini.
Kasus pencatutan nama pejabat untuk tujuan penipuan kini semakin marak. Pelaku kerap memanfaatkan identitas figur publik demi meyakinkan korban dan melancarkan aksinya. (sp)