AJATAPPARENG.ONLINE, SIDRAP — Satu Malam di Desa Lainungan, Kecamatan Watang Pulu, Kabupaten Sidrap, mendadak berubah mencekam.
Aksi barbar bak Koboy jago oknum aparat yang melepaskan rentetan tembakan ke satu titik yakni sebuah mobil roda empat jadi sasaran amukan oknum Aparat.
Insiden ini terjadi Sekitar pukul 00.40 Wita, Selasa (14/10/2025) dini hari, delapan butir peluru bersarang di bodi sebuah mobil Mitsubishi Expander (nomor polisi dirahasiakan, red) yang dikendarai dua warga.
Ironisnya, peristiwa itu diduga kuat dilakukan oleh oknum petugas Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sulawesi Selatan dalam operasi penggerebekan terhadap terduga pengguna narkoba.
Mobil yang porak-poranda itu diketahui berada di bawah naungan PT.Muda Jaya Perkasa, dengan penanggung jawab usaha rental kendaraan bernama Hasdar, warga Kelurahan Tanru Tedong, Kecamatan Dua Pitue, Sidrap.
Kasus ini sebenarnya sudah diketahui publik terutama awak media pada keesokan harinya Rabu 15 Oktober 2025 lalu. Namun banyak spekulasi terkait siapa bertanggung jawab akhirnya terkuak.
Namun, dibalik itu yang membuat publik terperangah, tidak ditemukan satu pun barang bukti narkotika di dalam mobil tersebut.
Lucunya, pemilik mobil yang datang bersama aparat Polres Sidrap, personel Polsek Watang Pulu, dan pemerintah desa pada keesokan harinya, sekitar pukul 13.30 Wita, Rabu (15/10/2025), justru menemukan sejumlah amunisi berserakan didalam badan mobil dan sejumlah selongsong peluru di temukan disekitar kendaraan.
“Tidak ada narkoba, tidak ada darah, hanya jok mobil yang bolong-bolong karena peluru. Jok sopir dan tengah malah ada lubang tembakan yang tembus. Berarti ini dicermati dan di analisa tembakannya tepat sangat mematikan seandainya ada korban terkena peluru,” ujar Hasdar, pemilik kendaraan, dengan nada kecewa.
Ia menyayangkan sikap oknum petugas yang meninggalkan mobil begitu saja tanpa tanggung jawab apa pun dan ada melaporkan.
“Setelah diberondong tembakan, mobil saya dibiarkan begitu saja di pinggir jalan. Kalau saja ada korban di situ, siapa yang tahu?” tambahnya.
Menurut informasi yang dihimpun, mobil tersebut disewa oleh seseorang tanpa sepengetahuan langsung dari pemilik rental.
Belakangan, kendaraan itu ternyata dibuntuti oleh sejumlah petugas yang mencurigai penyewa mobil tersebut terlibat dalam penyalahgunaan narkoba.
Namun cara penghentian yang dilakukan petugas justru menimbulkan tanda tanya besar.
Alih-alih memberikan tembakan peringatan, jejak peluru justru mengarah ke kabin depan sopir dan ke tangki bahan bakar mobil.
“Kalau dilihat dari posisi peluru, ini bukan tembakan peringatan. Arah tembakannya bisa bikin mobil meledak karena ada tembakan didekat Tangki bensin mobil,” tutur salah seorang warga yang melihat kondisi kendaraan pasca-penembakan.
Dari hasil olah pandangan di lokasi, delapan peluru menembus kaca depan, sisi kiri dan kanan bodi, hingga bagian belakang kendaraan.
Ajaibnya, dua orang yang berada di dalam mobil tersebut selamat tanpa luka sedikit pun.
“Kalau tidak cepat merunduk, tamatlah mereka di tempat,” ujar seorang saksi mata.
Kepala Desa Lainungan, Andi Haruna, membenarkan insiden itu terjadi di wilayahnya.
“Saya baru tahu setelah warga dan pemilik mobil datang melapor. Saat kejadian saya sedang berduka karena keluarga meninggal dunia,” ujarnya.
Sementara salah satu personil Polsek Watang Pulu, mengklaim tidak pernah menerima laporan resmi terkait peristiwa itu.
“Kami baru tahu setelah pemilik melaporkan kalau mobil miliknya berlubang-lubang ditemukan warga. Tidak ada koordinasi atau pemberitahuan sebelumnya,” katanya.
Ironisnya lagi, setelah aksi penembakan tersebut, petugas yang diduga dari BNNP Sulsel meninggalkan lokasi tanpa penjelasan atau proses penyelidikan lanjutan.
Mobil korban dibiarkan terparkir dalam kondisi rusak berat hingga keesokan harinya baru diamankan oleh aparat setempat.
Lebih parah lagi, hasil pengecekan di lapangan menunjukkan tidak ada satu pun barang bukti narkoba ditemukan.
Informasi tambahan menyebutkan, operasi tersebut bahkan belum memasuki tahap undercover buy karena informan petugas belum menyerahkan barang bukti yang dimaksud, sekitar puluhan butir pil yang diduga narkotika.
Meski begitu, penindakan tetap dilakukan secara frontal, dengan tembakan dalam jarak dekat yang sangat berisiko fatal.
Sementara salah satu Pejabat Utama Polres, ketika dikonfirmasi, Kamis juga mengaku tak mengetahui adanya peristiwa tersebut dan baru mengetahui insiden itu setelah peristiwa terjadi.
“Tidak ada koordinasi dengan kami. Kami tahu setelah mobil ditemukan sudah dalam kondisi tertembak,” ujarnya singkat.
Sementara pasca insiden itu, publik Sidrap ramai memperbincangkan dan mempertanyakan profesionalitas tindakan aparat di lapangan: Apakah operasi tersebut benar-benar sesuai SOP BNNP Sulsel?
Mengapa penembakan dilakukan tanpa tembakan peringatan? Dan siapa yang bertanggung jawab atas aksi brutal yang nyaris menghilangkan nyawa warga sipil ini?
Warga berharap insiden ini segera diusut tuntas agar peristiwa serupa tidak terulang dan citra aparat penegak hukum tidak ternoda oleh tindakan oknum di lapangan. (*)