Menu

Mode Gelap
Taufan Pawe Kunjungan ke Barru, Bahas Dana Transfer Daerah Indonesia – Yordania Kerjasama Sektor Pertanian, 7 Point Disepakati Wagub Sulsel Tekankan Satpol PP Harus Humanis Pria di Barru Bobol Brankas Kantor Pembiayaan demi Beli Miras Terlibat Jaringan Narkoba, Polrestabes Makassar Pecat 3 Anggota

Fokus · 14 Apr 2025 07:44 WIB ·

Potensi Merusak Lingkungan, Gubernur Sulsel Desak Evaluasi Tambang Emas di Luwu


 Potensi Merusak Lingkungan, Gubernur Sulsel Desak Evaluasi Tambang Emas di Luwu Perbesar

AJATAPPARENG.ONLINE, MAKASSAR — Rencana kerjasama antara PT Masmindo Dwi Area dan Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc untuk proyek tambang emas berskala besar apalagi dengan metode Open Pit di wilayah Luwu, mendapat perhatian serius dari Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman.

Andi Sudirman menyampaikan kekhawatirannya terhadap dampak lingkungan dan ketimpangan yang ditimbulkan oleh proyek tersebut, yang disebut-sebut akan membentuk kubangan raksasa layaknya tambang Freeport di Timika, Papua.

“Kita akan menyurati Bapak Presiden untuk meminta evaluasi ulang atas izin tambang di Luwu. Pertama terkait siapa yang mengelola dan bagaimana metode pengelolaannya. Ini menyangkut masa depan lingkungan apalagi jika metode Open Pit dan kesejahteraan masyarakat. Hal ini juga tidak sesuai arahan Bapak Presiden terkait kekayaan alam lokal wajib dikelola oleh pengusaha lokal bukan perusahaan Jakarta apalagi asing” tegas Andi Sudirman kepada media, Senin (14/4/2025).

Ia menegaskan bahwa kewenangan perizinan tambang berada di pemerintah pusat. Namun, sebagai kepala daerah, ia merasa perlu menyampaikan aspirasi dan kegelisahan masyarakat Sulsel terkait dampak jangka panjang dari aktivitas tambang berskala besar tersebut.

“Kita semua tahu bagaimana kondisi di sekitar tambang Freeport. Kubangan besar, penebangan pohon di mana-mana, dan rakyat Papua belum juga sejahtera sampai hari ini. Perusahaan luar yang menikmati, lokal yang menderita baik ekonomi maupun isu lingkungan. Jangan sampai Luwu mengalami hal yang sama. Sekarang saja sudah jadi langganan banjir sampai hari ini. Pengelolaan dari luar akan menimbulkan ketimpangan serta kurang berpikir terkait keselamatan lokal apalagi kesejahteraan warga. Dua kali kena kita” ujarnya.

“Yang menikmati justru bukan orang lokal tapi hanya penerima dampak serta penderitaan. Ini tidak sesuai dengan arahan Presiden yang ingin agar pengelolaan kekayaan alam dikuasai oleh perusahaan lokal bukan Jakarta apalagi luar. Jika lokal tentu ikatan dengan warga sekitar, ekonomi serta isu lingkungan bisa lebih diperhatikan” tambahnya.

Andi Sudirman juga menyinggung persoalan banjir yang masih rutin melanda sejumlah wilayah di Luwu. Menurutnya, pembukaan lahan baik secara legal maupun ilegal telah memperparah kondisi lingkungan dan berdampak langsung terhadap masyarakat kecil, terutama yang tinggal di sepanjang bantaran sungai hingga pemukiman puluhan kilometer.

“Pembangunan yang mengabaikan moral dalam pengelolaan serta daya dukung lingkungan akan selalu dibayar mahal oleh masyarakat kecil. Karena itu, kita harus bicara, kita harus minta Bapak Presiden mempertimbangkan ulang,” tegasnya. (*)

Artikel ini telah dibaca 16 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Menag RI Teken MoU dengan Dua Menteri Yordania, Fokus Beasiswa dan Wakaf

15 April 2025 - 15:08 WIB

Taufan Pawe Kunjungan ke Barru, Bahas Dana Transfer Daerah

15 April 2025 - 10:14 WIB

Indonesia – Yordania Kerjasama Sektor Pertanian, 7 Point Disepakati

15 April 2025 - 07:45 WIB

Wagub Sulsel Tekankan Satpol PP Harus Humanis

15 April 2025 - 07:35 WIB

Pria di Barru Bobol Brankas Kantor Pembiayaan demi Beli Miras

15 April 2025 - 07:32 WIB

TNI Jaga Stabilitas Harga Pangan di Sidrap, Pasar Bilokka Jadi Fokus Pemantauan

15 April 2025 - 07:11 WIB

Trending di Fokus