Menu

Mode Gelap
HUT NasDem ke-14, Ketua DPRD Sidrap Ajak Kader Tebar Kepedulian Sosialisasi Pencegahan Narkoba, BNNK Sidrap Gandeng Elemen Masyarakat Bupati SAR: 6 Bulan, 9 ‘Pekerjaan Rumah’ Camat harus Selesai Ini Daftar 48 Pejabat dan ASN Sidrap yang Dilantik Lantik Pejabat di Pasar, SAR: Esensinya, harus Paham Kondisi Lapangan

Fokus · 18 Jul 2024 21:12 WITA ·

Syaharuddin Alrif : Listrik Masuk Sawah Berpotensi Tingkatkan Hasil Pertanian di Sidrap


 Syaharuddin Alrif : Listrik Masuk Sawah Berpotensi Tingkatkan Hasil Pertanian di Sidrap Perbesar

AJATAPPARENG.ONLINE, SIDRAP — Sebanyak 31 ribu haktare lahan tadah hujan di Kabupaten Sidrap, bakal dimasuki aliran listrik.

Hal itu disampaikan Wakil Ketua DPRD Sulsel, H Syaharuddin Alrif, Kamis, (18/7/2024). Program tersebut saat ini sudah mulai berjalan dibeberapa desa.

“Dalam waktu dekat ini kita akan launching listrik masuk sawah di wilayah Allakuang, Kecamatan Maritenggae, Sidrap,” ucapnya.

Dikatakannya, bahwa program listrik masuk sawah dipikirkan olehnya sejak 2019 lalu saat dia menggeluti perkebunan Porang di wilayah Ponrangae, Kecamatan Pitu Riawa.

“Sejak itu saya terinspirasi karena melihat beberapa hamparan persawahan yang ikut terairi air dari sumur bos dekat perkebunan yang telah terpasangi aliran listrik,” ujarnya.

Dia menggambarkan, bahwa sawah tadah hujan di Sidrap yang mencapai 31 ribu haktare bisa berproduksi dengan baik serta mengurangi biaya produksi.

Contoh, jika tadinya biaya produksi mulai penggarapan hingga panen perhektare sebesar Rp14 juta dapat ditekan hingga Rp11 juta dengan hadirnya listrik masuk sawah.

“Itu biaya BBM dan gas melon untuk mesin pompanisasi yang hampir mencapai Rp4,8 juta. Kalau listrik paling banyak Rp1,8 juta. Jadi ada pengurangan biaya sebesar Rp3 juta perhaktare,” tuturnya.

Jika dikalkulasikan secara keseluruhan dengan luas 31 ribu haktare lahan tadah hujan. Maka biaya produksi bisa ditekan hingga Rp93 Miliar.

Hal itu, kata Sahar sapaan akrab Syaharuddin Alrif baru menekan biaya produksi.

Namun jika program listrik masuk sawah berhasil secara keseluruhan maka otomatis produksi hasil pertanian juga akan bertambah seiring adanya kelancaran pupuk.

Bayangkan jika setiap musim panen dalam satu haktare hasil pertanian meningkat 2 ton dari 5 ton menjadi 7 ton. Jadi ada peningkatan sekitar Rp6 juta per musim.

“Jika dua kali musim tanam setiap tahun berarti peningkatan hasil pertanian mencapai Rp12 juta perhaktare. Jadi secara keseluruhan dari 31 ribu haktare daerah tadah hujan bisa mencapai Rp372 miliar setiap tahun,” tandasnya. (asp)

Artikel ini telah dibaca 39 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Proposal Penelitian UMS Rappang Soroti Efektivitas Media Pengasinan Telur Asin Itik

27 November 2025 - 14:31 WITA

Sidrap Gelar Apel Kesiapsiagaan Hadapi Potensi Bencana Hidrometeorologi

27 November 2025 - 14:03 WITA

Bupati Sidrap hadiri Rapat Tahunan Bank Indonesia

27 November 2025 - 12:55 WITA

Cafe di Maritengngae Digrebek, 3 Pelaku dan 500 Butir Ekstasi Disita

25 November 2025 - 18:21 WITA

Panen Perdana IP300 di Takkalasi, Sidrap Siap Jadi Lumbung Beras Nasional

24 November 2025 - 15:50 WITA

Prodi Perikanan UMS Rappang Kembangkan Pakan Alternatif Bernutrisi Tinggi dari Lemna

24 November 2025 - 00:32 WITA

Trending di Eksklusif