AJATAPPARENG.ONLINE, ENREKANG — Pesta panen mappadendang yang digelar di Desa Tapong, Kecamatan Maiwa, Kabupaten Enrekang berlangsung sederhana, Rabu (19/5/2021)
Acara ini dihadiri langsung oleh Ketua Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Kabupaten Enrekang, Dr.Pandanan Embong, MH.
Kegiatan ini tidak semeriah seperti tahun-tahun sebelum masa pandemi yang banyak dihadiri oleh masyarakat dan para undangan dari luar daerah. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19 saat acara berlangsung.
Kades Tapong, Saharuna Tjabaruddin mengatakan pelaksanaan kegiatan ini sesuai protokol kesehatan, menggunakan masker, jaga jarak dan mencuci tangan di tempat yang sudah disiapkan.
Pesta panen Mappadendang merupakan kegiatan yang dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat atas hasil panen dan perkebunan mereka.
Selain itu kegiatan ini juga sebagai hiburan, menjalin silaturahmi antara warga masyarakat dan pemerintah.
Ketua Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Kabupaten Enrekang, Dr. Pandanan Embong, MH mengatakan mappadendang merupakan tradisi dan kearifan lokal yang dilakukan sacara turun temurun yang harus dilestarikan sebagai wujud soladaritas dan kebersamaan masyarakat.
Oleh karena itu diupayakan pelestarian dan pengembangan nilai-nilai adat dan budaya bukan semata-mata tanggungjawab masyarakat itu sendiri namun diperlukan peran Pemerintah sehingga nilai-nilai kultural yang positif bisa dilestarikan dan dikembangkan.
“Apalagi Desa Tapong memiliki benda peninggalan sejarah yaitu pusaka Bassi pakka, Guci, Prasasti batu segi tiga Tempat pelantikan Arung Tapong,” kata Dr. Pandanan Embong.
Beberapa benda peninggalan lainnya sebagai bukti sejarah bahwa di Desa Tapong pernah berdiri suatu kerajaan. Puncak dari proses acara adat ini dimulai dari makkolawarra, mazikkiri, maccera dan mappadendang.
Walaupun dilaksanakan dengan sederhana karena ada beberapa acara adat yang tidak dilaksanakan, masyarakat tetap semangat untuk hadir diacara pesta panen tersebut dengan tetap mematuhi protokol kesehatan Covid-19.
Selain itu, Pemerintah, tokoh adat dan seluruh lapisan masyarakat merencanakan pembangunan rumah adat (Baruga) yang dijadikan sebagai simbol filosofi khas budaya Desa Tapong, museum dan sebagai balai pertemuan atau musyawarah untuk melaksanakan acara adat – upacara.
Apa yang kita lakukan sekarang ini adalah suatu tradisi dan budaya tapi pada intinya bentuk kesyukuran kita adalah dengan cara meningkatkan ketaatan kita kepada Sang Pencipta.
Semoga Allah SWT menurunkan berkahnya di daerah kita ini sehingga hasil panen pertanian, perkebunan dan seluruh aktivitas yang kita lakukan kedepannya sesuai yang diharapkan.(msr)