AJATAPPARENG.ONLINE, SIDRAP – Sejumlah mahasiswa dari Program Studi Agroteknologi Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang (UMS Rappang) mengikuti program magang di Instalasi Kebun Benih (IKB) Sereang.
Kegiatan ini merupakan bagian dari kurikulum yang dirancang untuk memberikan pengalaman praktis kepada mahasiswa serta mempersiapkan mereka menghadapi tantangan di dunia kerja.
Magang ini memberikan kesempatan berharga bagi para mahasiswa untuk mengaplikasikan pengetahuan teoritis yang mereka peroleh di bangku kuliah ke dalam praktik lapangan.
Mereka terlibat langsung dalam berbagai aspek, salah satunya dalam pengamatan dan identifikasi hama serta gulma pada tanaman padi.
“Kami sangat antusias dapat belajar langsung di IKB Sereang,” ujar Muhammad Fajrin, salah satu peserta magang.
“Pengalaman ini memberikan kami pemahaman yang lebih mendalam tentang proses pengamatan dan identifikasi hama serta gulma yang ada pada tanaman padi, karena kami turun langsung dalam mengamatinya.”
Dosen pembimbing lapangan, Rifni Nikmat Syarifuddin, S.P., M.Si., mengatakan bahwa magang di IKB Sereang adalah salah satu bentuk implementasi dari program pembelajaran berbasis pengalaman.
“Kami berharap pengalaman ini dapat memberikan bekal yang berharga bagi mahasiswa kami untuk menjadi ahli pertanian yang kompeten dan berdaya saing,” ujarnya.
Pengamatan dan identifikasi hama serta gulma pada tanaman padi menjadi langkah penting dalam upaya meningkatkan produktivitas pertanian.
Mahasiswa Program Studi Agroteknologi UMS Rappang yang menjalani magang di IKB Sereang melakukan survei lapangan guna mengetahui jenis hama dan gulma yang dapat mengancam hasil panen.
Dalam pengamatan yang dilakukan, ditemukan beberapa jenis hama utama yang sering menyerang tanaman padi, di antaranya walang sangit, belalang, dan kutu putih.
Serangan hama-hama ini dapat menyebabkan penurunan hasil panen secara signifikan jika tidak ditangani dengan tepat.
Selain hama, keberadaan gulma juga menjadi ancaman bagi pertumbuhan padi. Gulma seperti rumput teki, gonda, gulma air, dan Cyperus iria dapat menghambat pertumbuhan padi dengan cara bersaing mendapatkan nutrisi, air, dan sinar matahari.
Menurut pimpinan IKB Sereang sekaligus pendamping lapangan, Yunardi, S.P., “Pengendalian hama dan gulma harus dilakukan secara terpadu, mulai dari metode mekanis, biologis, hingga penggunaan pestisida yang ramah lingkungan.
Kami terus mengedukasi petani tentang pentingnya pengelolaan hama dan gulma secara berkelanjutan agar hasil panen tetap optimal.
Dengan adanya pengamatan ini, diharapkan mahasiswa magang dan para petani dapat lebih siap dalam menghadapi ancaman hama dan gulma serta menerapkan langkah-langkah pencegahan yang efektif.
Pemerintah dan Dinas Pertanian setempat juga diharapkan terus memberikan pendampingan serta bantuan bagi para petani guna memastikan ketahanan pangan tetap terjaga. (asp)