Menu

Mode Gelap
Pedagang di Mogan Food Court Protes Iuran Rp1 Juta, Begini Alasan Pengelola Tiba di Parepare, AKBP Indra Waspada Yuda Disambut Walikota dan Forkopimda Sawah Baru Terus Bertambah, PSDA Wajib Update Sistem Pengairan Truk ODOL Masih Marak di Sulsel, Penertiban Diperketat Sat Lantas Sidrap Tertibkan Truk Over Muatan di Desa Talawe

Ajatappareng · 9 Jul 2025 06:43 WIB ·

Sawah Baru Terus Bertambah, PSDA Wajib Update Sistem Pengairan


 Sawah Baru Terus Bertambah, PSDA Wajib Update Sistem Pengairan Perbesar

AJATAPPARENG.ONLINE, SIDRAP — Mengoptimalkan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya air, Bupati Sidrap Syaharuddin Alrif memimpin rapat koordinasi dengan jajaran Badan Pengelola Sumber Daya Air (BPSDA) Sidrap, Selasa (8/7/2025) malam.

Rakor di Baruga Rumah Jabatan Bupati ini melibatkan para ASN PSDA, kepala UPT, juru, petugas operasi dan pemeliharaan, serta petugas operasi bendung.

Bupati Sidrap memimpin kegiatan didampingi Penjabat Sekda, Andi Rahmat Saleh, Asisten Ekonomi dan Pembangunan, Siara Barang, Kadis PSDA, Andi Safari Renata, Plt Bapperida, Herwin, serta para kepala bidang PSDA Sidrap.

Rapat ini bertujuan menyusun strategi bersama dalam pengaturan air untuk memastikan pemanfaatan sumber daya air secara berkelanjutan dan efisien.

Kadis PSDA, Andi Safari Renata, memaparkan kondisi pengelolaan sumber daya air di Kabupaten Sidrap, termasuk kewenangan dan tanggung jawab BPSDA dalam pengelolaan irigasi, bendung, sungai, dan danau. Ia juga menjelaskan struktur organisasi BPSDA dan jumlah personel yang terlibat dalam pengelolaan.

“Dalam pengelolaan irigasi, terdapat saluran induk sepanjang 37.493 meter, saluran sekunder sepanjang 210 kilometer, dan saluran tersier sepanjang 444 kilometer,” jelas Andi Safari.

Ia menambahkan, meskipun kewenangan sungai berada pada pemerintah pusat, pelaporan dan koordinasinya tetap menjadi tanggung jawab pemerintah kabupaten.

Sementara itu, Bupati Sidrap menegaskan peran penting PSDA dalam mendukung sektor pertanian, terutama untuk pencapaian target Indeks Pertanaman (IP) 300 dan produksi 1 juta ton gabah.

“PSDA adalah dinas yang sangat besar perannya. Target IP 300 akan kita realisasikan, dengan target produksi sekitar 1 juta ton gabah,” kata Syaharuddin.

Bupati memaparkan, setelah berdiskusi dengan Menteri Pertanian dan Dirjen terkait, serta mengacu data balai dan Kementerian PUPR, seluruh daerah irigasi di Sidrap baik milik pusat, provinsi, maupun kabupaten, dapat menunjang pelaksanaan IP 300 karena ketersediaan saluran sekunder dan tersier yang baik.

Ia memaparkan, data luas baku sawah (LBS) Sidrap berdasarkan data statistik 2024/2025 tercatat 50.227 hektare, terdiri atas sawah irigasi sekitar 38.000 hektare dan sawah tadah hujan sekitar 12.000 hektare.

“Namun setelah pengecekan di lapangan oleh tim dinas pertanian, ditemukan fakta bahwa luas sawah tadah hujan mencapai 18.000 hektare,” ujar Syaharuddin.

Angka tersebut, lanjutnya, kemudian diajukan ke Kementerian Pertanian sehingga Sidrap mendapatkan bantuan optimalisasi lahan rawa dengan anggaran sekitar Rp100 miliar untuk sawah tadah hujan seluas 18.000 hektare pada 2025.

Setelah survei investigasi desain (SID) dilakukan oleh tim ahli dari Unhas, ditemukan luas sawah tadah hujan Sidrap mencapai 21.000 hektare.

“Dengan sawah irigasi 38.000 hektare dan sawah tadah hujan 21.000 hektare, total luas sawah kita menjadi sekitar 62.000 hektare,” jelasnya.

Bupati menekankan, kondisi lapangan menunjukkan banyak kebun telah berubah menjadi sawah, seperti di Sereang dan Empagae, sehingga perlu pembaruan data LBS.

“Data tersebut menjadi dasar untuk mengajukan revisi ke BPS agar luas baku sawah Sidrap diperbarui sesuai kondisi lapangan,” tuturnya.

Bupati selanjutnya menguraikan potensi produksi gabah Sidrap, jika rata-rata produksi 6 ton per hektare dari 62.000 hektare, akan menghasilkan sekitar 370.000 ton gabah dalam satu musim tanam. Jika tiga kali tanam, produksi akan mencapai 1 juta ton gabah.

Ia juga memaparkan potensi pendapatan petani jika target tercapai. Dengan harga gabah rata-rata Rp6.800 per kilogram, maka 1 juta ton gabah akan menghasilkan pendapatan sekitar Rp6,8 triliun bagi masyarakat Sidrap.

Angka ini meningkat signifikan dibandingkan pendapatan tahun 2024, di mana produksi gabah Sidrap sekitar 444 ribu ton dengan harga rata-rata Rp5.500, menghasilkan pendapatan sekitar Rp2,4 triliun.

“Kapan kita tidak bergerak keras, maka kita yang akan rugi. Ini momentum dan kesempatan kita, karena harga gabah sedang tinggi, mencapai Rp7.100 per kilogram di Wanio, Lajonga, dan Wette’e,” ujarnya.

Bupati Syaharuddin meminta seluruh jajaran PSDA, mulai dari kepala bidang, sekretaris, kepala UPT, petugas pintu air, hingga juru, untuk bergerak bersama memastikan pelayanan air bagi masyarakat.

“Saya turun langsung ke lapangan, memantau petugas kita membersihkan. Kita harus bergerak bersama, satu tujuan, agar keluhan masyarakat terkait pengairan sawah bisa teratasi,” katanya.

Bupati juga mengingatkan bahwa pekerjaan ini merupakan bagian dari amal jariyah.

“Setetes air yang mengalir dan bermanfaat untuk masyarakat menjadi amal jariyah bagi kita semua. Semoga ini menjadi kenangan baik yang kita tinggalkan untuk masyarakat,” tutupnya. (*/sp)

Artikel ini telah dibaca 9 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Bupati Pinrang Tinjau Normalisasi Saluran Irigasi Sepanjang 8 Kilometer

9 Juli 2025 - 09:55 WIB

Pemkab Sidrap dan Tarakan Teken MoU Niaga Lintas Pulau, Petani dan Nelayan Jadi Prioritas

9 Juli 2025 - 09:44 WIB

Pedagang di Mogan Food Court Protes Iuran Rp1 Juta, Begini Alasan Pengelola

9 Juli 2025 - 08:19 WIB

Mahasiswa Agroteknologi UMS Rappang Dalami Teknologi Hortikultura di P4S Bulu Ballea Malino

9 Juli 2025 - 07:53 WIB

Tiba di Parepare, AKBP Indra Waspada Yuda Disambut Walikota dan Forkopimda

9 Juli 2025 - 07:12 WIB

Bupati SAR kembali Turun Sawah, Kali Ini Lakukan Penyemprotan Hama

9 Juli 2025 - 06:31 WIB

Trending di Ajatappareng