AJATAPPARENG.ONLINE, MAKASSAR, — Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Sulsel, mendesak pemerintah untuk segera menetapkan harga tandan buah segar sawit (TBS) bulan Maret tahun ini, sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan petani di Sulsel.
Menurut Wakil Ketua Apkasindo Sulsel, Muchlis SH, perekonomian akibat pandemi COVID-19 memang berpengaruh, tapi sektor perkebunan kelapa sawit justru menjanjikan potensi yang baik.
“Bahkan ini bisa memberikan kesejahteraan bagi para petani sawit, jika harga TBS mengalami tren naik dan memihak petani,” ujarnya Sabtu (13/3/2021).
Muchlis mengatakan, DPD Apkasindo Sulsel sudah melakukan pertemuan dengan pimpinan DPRD Sulsel, agar mendesak Pemerintah Propinsi untuk menentukan harga TBS kelapa sawit yang memihak petani.
Beberapa rekomendasi yang disampaikan Apkasindo Sulsel diantaranya, dalam penentuan harga TBS, tetap mengacu pada regulasi yang ada dan tetap mengedepankan azas profesional dan terbuka semua pihak baik Petani Kelapa Sawit, maupun pengusaha.
Dalam penentukan harga, variable harga yang menjadi dasar perbandingan, misalnya daerah tetangga yang sudah menetapkan harga TBS.
Dalam menentukn uji randemen, sebaiknya dinas TPHP Sulsel bekerjasama dengan lembaga yang berkompoten atau lembaga independen.
Sekadar diketahui, ada daerah lain yang sudah menetapkan harga TBS bulan Maret di atas Rp1.700 bahkan ada hingga Rp2.000. Namun, Sulsel masih menjadi daerah terendah.
“Sulsel selama ini menetapkan harga TBS paling rendah. Padahal, sentimen positif dari negara Swiss telah menyetujui kelapa sawit Indonesia masuk di negaranya, dan merupakan angin segar para petani khususnya Sulsel,” tandasnya.
Padahal, dengan harga yang tinggi, petani tak hanya cukup untuk memberikan perawatan yang ideal bagi kebun mereka, melainkan bisa untuk ditabung atau menambah modal untuk pengembangan usahanya. Aktivitas ekonomi di sekitar kebun sawit juga tampak bergairah. (spa)