Menu

Mode Gelap
32 Legislator Sidrap dari Partai Pengusung ‘Andalan Hati’ Bertemu Bahas Pilgub Sulsel Polres Enrekang Pantau Lokasi Debat Terbuka Paslon Cabup dan Cawabup Di Teppo, Ketua DPRD Pinrang Hadir Sosialisasikan Pasangan Beriman dan Andalan Hati Satlantas Polres Pinrang Gelar Syukuran HUT Lalu Lintas Bhayangkara ke-69 2 Kali Lebih Baik, Paslon Iwan-Sudirman Harap Pilkada Cerdas

Eksklusif · 16 Mar 2020 14:16 WITA ·

Bahri, Potret Warga Miskin di Lumbung Beras


 Bahri, Potret Warga Miskin di Lumbung Beras Perbesar

AJATAPPARENG.ONLINE, SIDRAP, — Status sebagai daerah penyangga pangan, dan lumbung beras yang disandang Sidrap, rupanya-rupanya  tak menjamin kesejahteraan warganya.

Kenyataannya, masih ada warga yang hidupnya masih terkutat di garis kemiskinan.

Hal ini terungkap saat media ini berkunjung ke Dusun 3 Desa Allakkuang, Kecamatan Maritengngae, Sidrap, senin (16/3/2020).

Bahri, warga Allakkuang merupakan salah satu dari puluhan warga yang masuk dalam katagori keluarga miskin.

Ironisnya lagi, di tengah hidupnya serba kekurangan ini,
Bahri yang kini berusia 59 tahun, harus hidup melawan sakit paru-paru yang dideritanya.

Hidup di rumah yang tak laik huni dan tidak terawat, Bahri ditemani sang istri dan 3 anaknya yang semuanya berprofesi sebagai buruh batu gunung.

Meski berjuang melawan sakit, Bahri harus bekerja sebagai pekerja di usaha pengrajin batu cobek.

Untuk pemenuhan hidupnya sehari-hari yang serba sulit, belum lagi kondisi kesehatannya yang labil, menjadi kendala sehari-hari.

Menurut Bahri, dirinya menderita Penyakit Paru-paru kurang lebih 5 Tahun. Namun semangat kerjanya tak pernah kendor dalam menafkahi keluarganya.

Bahri dan istrinya Rohani (49) memiliki 3 anak , 2 laki-laki yang saat ini bekerja sebagai buruh bangunan, 1 Perempuan yang duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Ia mengaku, selama menderita penyakit Paru-paru, penghasilannya sebagai pengrajin batu cobek semakin hari semakin menurun.

“Selama menderita penyakit paru-paru, saya susah kerja. Tapi, mau tak mau harus menafkahi keluarga,” katanya.

Selain menafkahi keluarganya, Bahri juga mencari nafkah untuk pengobatannya, setiap bulan, ia harus membeli obat seharga Rp800 ribu.

Bahri yang tinggal di rumah yang hampir keok ini,
mengakui bahwa tak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah daerah (Pemda) Sidrap.

Ia pernah terdaftar sebagai penerima bantuan bedah rumah beberapa tahun yang lalu, namun hingga saat ini bantuan tersebut belum teralisasi. (asp/ajp)

Visited 1 times, 1 visit(s) today
Artikel ini telah dibaca 395 kali

badge-check

Editor

Baca Lainnya

Panwascam Panca Lautang Sidrap Gencarkan Sosialisasi Tolak Politik Uang

13 November 2024 - 13:09 WITA

Puluhan Warga Sidrap Terendam Air Berminggu-minggu, Pemerintah Dinilai Tutup Mata

13 November 2024 - 12:26 WITA

Pak Ijo: Jangan Tukar Suaramu dengan Nilai Rupiah

12 November 2024 - 23:07 WITA

Blusukan di Pangkajene, Syaharuddin Alrif Dekatkan Diri dan Dengar Aspirasi warga

12 November 2024 - 18:31 WITA

14 Hari Kampanye Tersisa! Paslon Sidrap Berlomba Gaet Dukungan Warga

11 November 2024 - 17:04 WITA

Isu Hoaks! Perkelahian di Galonta Bukan Bentrokan Pendukung Paslon

10 November 2024 - 20:18 WITA

Trending di Eksklusif

Konten ini milik Ajatappareng Online. Anda tidak dapat menyalin konten ini.