AJATAPPARENG.ONLINE, SOPPENG — Penyebaran virus Corona yang dimulai pada akhir tahun 2019 telah menggemparkan negara di seluruh dunia.
Setiap negera berupaya mencegah meluasnya virus ini, tak terkecuali negera Indonesia. Seluruh elemen bersatu padu melakukan pencegahan agar tidak menyebar ke tengah – tengah masyarakat.
Kabupaten Soppeng, adalah salah satu daerak di Sulsel, yang sukses menekan penyebaran virus covid 19 ini. Hal ini pula yang membuat International Republican Institute (IRI) dari washiton DC Amerika Serikat terpukau dengan gagasan Bupati Soppeng H.A.Kaswadi Razak yang mampu memimpin mitigasi bencana pandemic Covid – 19 di Kabupaten Soppeng.
A Kaswady akhirnya tampil sebagai salah satu narasumber di video teleconference dengan agenda national forum online dengan 100 kandidat pemimpin masa depan Indonesia thema kepemimpinan yang efektif dalam penanganan bencana pandemic.
Di ajang itu, awal H.A. Kaswadi Razak, memaparkan trik dan caranya melawan covid 19 di daerah Bumi Latemmamala itu.
Di awal materinya, mantan Ketua DPRD Soppeng itu mendapat aplaud peserta.
“Sepanjanh kepala daerah tidak dihinggapi oleh 2 sindrom yang umum menyerang seorang pemimpin, maka keberhasilan akan datang menjelang. Sindrom itu adalah sindrom yang dinamakannya “i know and you don’t know” dan sindrom “what my position is”, katanya lugas.
Bagi Kaswadi Razak, pengalaman itu penting didengar dan bahkan dapat memperbaiki konsep dan pemahaman atas suatu program (atau teori) yang dirumuskan.
Penyakit “saya lebih tahu dari kamu” dibuang jauh-jauh oleh Kaswadi. Karena itu dalam perjalanannya membangun Kabupaten Soppeng, ia selalu menyempatkan waktu untuk mendengarkan orang lain untuk mendapatkan masukan dan pandangan. Masukan itu bisa datang dari “masyarakat bawah” sekalipun. Dan ini tidak sekadar basa basi.
Ia mengaku awalnya sempat panik menangani penyebaran covid 19. Sehingga, menerapkan konsep zonasi.
Kaswadi membagi area penyebaran yang terkena dampak virus ini. Tersebutlah di suatu kecamatan dikabupaten soppeng terbanyak positif terjangkit wabah ini.
Setelah itu, mengkampanyekan jargon bekerja dari rumah, belajar di rumah, dilarang berkumpul, mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak orang perorang atau social distancing.
Langkah selanjutnya, adalah melakukan rapid-test massal atau pemeriksaan cepat di masyarakat, untuk cepat menjaring siapa saja yang reaktif meskipun, tingkat sensifitas ketepatan rapid test ini kisaran 60 – 70 % untuk konfirmasi swab test.
“Kami mengerahkan seluruh potensi yang ada di Kabupaten Soppeng seperti mengadakan penyemprotan massal disinfektan, sembari menyiapkan perangkat – perangkat lainya seperti Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) yang special melayani beberapa kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, hingga menyiapkan mobil swab keliling untuk membantu dalam pemetaan sebagai langkah untuk screening/deteksi awal kepada populasi mana saja yang berisiko tinggi,” terangnya.
Saat ini, Soppeng sukses menekan angka penderita positif Covid – 19 hingga ketitik nol dengan asumsi data kasus ODP semula 65 orang selesai pemantaunan, meninggal 0 hasil akhir 0, PDP semula 25, sehat 23 meninggal 2 jumlah akhir 0, Positif dirawat semula 19 sembuh 18 meninggal 1 hasil akhir 0.
Intinya, kata A Kaswadi, semua berbarengan, semua lini bekerja. Tidak ada gaya kepemimpinan yang otoriter dan arogan.
Sindrom “saya ini siapa” bagi H.A. Kaswadi Razak adalah pertanyaan konyol yang harus dihindari pemimpin. Ia begitu memahami bahwa fungsi pimpinan yang utama adalah melipatgandakan kinerja organisasi melalui motivasi dan komunikasi.
Ia menyadari peran sentral sumber daya manusia dan fungsi pokok pimpinan dalam manajemen, yaitu mengerahkan, menggerakkan, mengarahkan dan mengendalikan sumber daya pembangunan guna mencapai tujuan pemerintahan secara efisien. (ajp)