Menu

Mode Gelap
HUT NasDem ke-14, Ketua DPRD Sidrap Ajak Kader Tebar Kepedulian Sosialisasi Pencegahan Narkoba, BNNK Sidrap Gandeng Elemen Masyarakat Bupati SAR: 6 Bulan, 9 ‘Pekerjaan Rumah’ Camat harus Selesai Ini Daftar 48 Pejabat dan ASN Sidrap yang Dilantik Lantik Pejabat di Pasar, SAR: Esensinya, harus Paham Kondisi Lapangan

Eksklusif · 19 Jul 2025 12:57 WITA ·

Dr. Bunyamin Yafid: Agama Harus Jadi Kekuatan untuk Bersahabat dengan Alam


 Dr. Bunyamin Yafid: Agama Harus Jadi Kekuatan untuk Bersahabat dengan Alam Perbesar

AJATAPPARENG.ONLINE, SIDRAP – Dalam kuliah umum yang digelar di Aula IAI DDI Sidrap, Dr. H. Bunyamin Yafid, Lc., M.H., Tenaga Ahli Menteri Agama RI, menyampaikan pesan penting mengenai peran agama dalam menjaga keseimbangan lingkungan, Sabtu, 19 Juli 2025.

Dengan tema “Penguatan Ekoteologi sebagai Program Prioritas Kementerian Agama RI,” kuliah umum ini menghadirkan sudut pandang tentang hubungan manusia, alam, dan Tuhan.

Di hadapan civitas akademika dan tokoh masyarakat, Dr. Bunyamin menegaskan bahwa konsep ekoteologi bukan sekadar teori, tetapi harus menjadi bagian dari kesadaran iman.

“Para filsuf sejak Yunani kuno telah memperhatikan alam secara serius. Mereka bertanya, apa itu ‘yang ada’? Dan bagaimana alam menjadi bagian dari eksistensi kita?” ungkapnya sambil menunjukkan materi presentasi yang memuat konsep filsafat wujud dan mawjud.

Lebih dari itu, ia mengingatkan bahwa dalam konteks keislaman, menjaga alam bukan hanya kewajiban sosial, tapi juga spiritual.

“Agama harus menjadi kekuatan moral yang mendorong manusia untuk bersahabat dengan alam. Alam bukan musuh, bukan alat eksploitasi. Ia adalah amanah yang harus dirawat,” tegasnya.

Dr. Bunyamin berharap mahasiswa IAI DDI Sidrap dapat menjadi pelopor dalam menyuarakan nilai-nilai ekoteologi Islam, baik dalam dunia akademik maupun di masyarakat.

Ia juga mengajak seluruh elemen umat untuk mulai mengubah cara pandang terhadap lingkungan bukan sebagai sumber daya semata, tetapi sebagai sahabat dalam keberlangsungan hidup.

“Bersahabat dengan alam berarti hidup seimbang, tidak rakus, tidak merusak, dan selalu menyadari bahwa bumi ini warisan untuk generasi berikutnya,” tambahnya.

Kuliah umum ini menjadi pengingat kuat bahwa masa depan agama dan bumi harus berjalan seiring. Jika agama mampu menyentuh aspek ekologis umatnya, maka akan lahir masyarakat beriman yang juga peduli lingkungan. (asp)

Artikel ini telah dibaca 31 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

UMS Rappang: Riset Mahasiswa Tunjukkan Efektivitas Pupuk Kompos pada Odot

19 November 2025 - 15:06 WITA

Bantu Keluarga Amir yang Hidup tak Layak, Bupati SAR dan RMS Turun Tangan

19 November 2025 - 14:56 WITA

Mahasiswa UMS Rappang Teliti Pakan Ikan dari Labu Kuning dan Wortel

19 November 2025 - 10:21 WITA

Bupati Sidrap Lepas Tim Marching Band SMPN 1 ke Ajang Provinsi

18 November 2025 - 12:31 WITA

Pinrang Terima 16 Dokter Internship untuk Perkuat Layanan Kesehatan Daerah

17 November 2025 - 17:15 WITA

Syaharuddin Alrif: Coffee Morning untuk Perkuat Koordinasi Daerah

17 November 2025 - 15:11 WITA

Trending di Ekonomi