AJATAPPARENG.ONLINE, PINRANG — Syahdan (26) yang bekerja sebagai tukang batu di Jalan HOS Cokroaminoto Kecamatan Wattang Sawitto Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, menemukan sebuah patung yang berbentuk manusia dan mirip dengan arca kuno.
Untuk diketahui jika Syahdan sedang menggali tanah untuk pengerjaan pondasi rumah, milik Sakka (45) warga Wattang Sawitto Pinrang. Dimana rumah Sakka sangat berdekatan dengan makam para Raja-Raja Sawitto Pinrang di jalan Melati, yang berjarak 100 meter dengan penemuan patung mirip Arca tersebut.
Patung tersebut beratnya ditaksir sekitar 200 kilogram, dengan panjang 120 centimeter, dan lebar 50 centimeter. Dimana Syahdan menemukan saat menggali tanah di kedalaman kurang lebih 1 meter.
“Saya temukan kemarin, saat menggali pondasi rumah, awalnya saya kira batu biasa, namun pada saat saya gali lebih dalam, eh ternyata sebuah patung,” kata Syahdan, Rabu (12/2/2020).
Sakka pemilik rumah, mengaku heran kenapa ada patung, ia mengatakan beberapa waktu lalu di dekat rumahnya, juga ditemukan patung di sebuah lorong kecil. Saat patung itu ditemukan dalam posisi terbaring layaknya orang yang di kubur.
“Saya heran, kenapa ada patung di situ, saya waktu masih kecil dulu memang ada lorong sempit (kecil) di situ. Saat digali patung itu menghadap seperti orang mati di kubur,” ungkapnya.
Hingga saat ini patung tersebut masih berada di rumah sang pemilik rumah Sakka. Belum diketahui jika patung tersebut merupakan peninggalan zaman dulu atau bukan.
Dekat Makam Raja-Raja
Menurut Dosen Arkeologi Unhas, Supardi, penemuan patung diduga arca itu bisa saja berkaitan dengan makam Raja-raja Kabupaten Pinrang.
Sebab, tidak jauh dari lokasi penemuan patung berbentuk arca itu, terdapat makam Raja-raja Sawitto alias Raja-raja Pinrang di zaman kerajaan yang sudah berumur ratusan tahun.
“Dalam perspektif pelestarian, hal ini perlu ada tindak lanjut dari instansi berwenang untuk menjaga arca tersebut.
Menemukan informasi yang jelas terhadap arca sehingga informasi ke masyarakat lebih jelas dan tidak bersifat spekulatif,” jelas Supriadi. (asp)