Penguatan Moderasi Beragama Bagi Peserta didik Melalui Kegiatan Keagamaan di UPT SD Negeri 10 Benteng
Oleh : ZULKIFLI, S.Pd.I., M.Pd.I.
(Kepala UPT SD Negeri 10 Benteng/ Ketua KKG PAI Kabupaten Sidrap)
Moderasi beragama adalah konsep yang sangat penting dalam masyarakat Indonesia yang beragam. Sebagai negara dengan berbagai agama dan kepercayaan, upaya untuk membangun toleransi dan saling menghargai harus dimulai sejak dini, salah satunya melalui pendidikan di sekolah dasar.
UPT SD Negeri 10 Benteng merupakan salah satu lembaga pendidikan yang salah satu visinya mewujudkan Peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa senantiasa berkomitmen untuk memperkuat moderasi beragama melalui berbagai kegiatan keagamaan, apalagi warga sekolah rata-rata berlatar belakang penganut agama Islam dan Hindu Towani.
Civitas akademika UPT SD Negeri 10 Benteng menerapkan berbagai strategi dalam mengintegrasikan nilai-nilai moderasi beragama ke dalam kurikulum dan kehidupan sehari-hari peserta didik. Salah satu strategi utama adalah integrasi nilai-nilai moderasi beragama dalam kurikulum.
Dimana setiap mata pelajaran, guru diarahkan untuk menyisipkan nilai-nilai seperti toleransi, saling menghargai, dan kerjasama. Misalnya, dalam pelajaran Pendidikan Agama, Peserta didik diajarkan tentang pentingnya menghargai perbedaan agama dan keyakinan orang lain.
Sekolah juga intens memberikan sosialisasi khusus kepada guru, baik melalui forum komunitas belajar atau pertemuan dewan guru agar mereka dapat menyampaikan materi mengenai moderasi beragama dengan efektif.
Guru-guru dibekali tentang cara mengajarkan nilai-nilai toleransi dan kerukunan dalam konteks yang relevan dengan kehidupan peserta didik sehari-hari. Dengan demikian, guru tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga sebagai teladan dalam menerapkan moderasi beragama.
Selain itu UPT SD Negeri 10 Benteng juga mengadakan berbagai kegiatan keagamaan yang dirancang untuk memperkuat moderasi beragama di kalangan peserta didik. Kegiatan-kegiatan ini tidak hanya fokus pada agama mayoritas, tetapi juga memperhatikan keberadaan agama-agama lain yang dianut oleh peserta didik.
Salah satu kegiatan rutin yang dilakukan adalah doa bersama setiap pagi sebelum memulai pelajaran. Doa bersama ini melibatkan semua siswa dan dilakukan secara bergantian sesuai dengan agama masing-masing.
Kegiatan Jum’at Literasi, dimana masing-masing Peserta didik difasilitasi oleh guru untuk belajar sesuai agama masing-masing, yang beragama Islam melaksanakan Literasi Alquran, sedangkan yang beragama hindu melaksanakan literasi Weda (Pasraman).
Pada bulan ramadhan, Peserta didik yang beragama islam mengikuti kegiatan Pesantren ramadhan, sementara yang beragama hindu melaksanakan kegiatan Pasraman lengkap dengan buku panduang masing-masing.
Termasuk sekolah juga berupaya untuk memfasilitasi ruangan khusus untuk proses pembelajaran yang representatif, misalnya untuk Pelajaran agama islam di Musholla sekolah, begitu pula ruang khusus untuk pembelajaran agama hindu.
Selain itu, sekolah juga setiap tahun merayakan hari besar keagamaan. Misalnya, saat peringatan Maulid dan Isra’ mi’raj dengan melibatkan seluruh Peserta didik, bahkan ada yang dari agama hindu turut mempersembahkan puisi tentang toleransi.
Olehnya itu, Kegiatan ini tidak hanya sebagai bentuk penghormatan terhadap perayaan agama tertentu, tetapi juga sebagai sarana untuk memperkenalkan dan mengajarkan kepada peserta didik tentang keberagaman dan pentingnya menghargai perbedaan.
Dampak dari kegiatan keagamaan yang dilakukan di UPT SD Negeri 10 Benteng sangat positif. Dimana menunjukkan adanya perubahan sikap dan perilaku yang signifikan dari peserta didik. Mereka menjadi lebih terbuka terhadap perbedaan, mampu bekerja sama dengan teman yang berbeda agama, dan menunjukkan sikap toleran dalam kehidupan sehari-hari.
Peserta didik yang terlibat dalam kegiatan keagamaan rutin juga menunjukkan peningkatan dalam kemampuan berkomunikasi dan empati. Mereka belajar untuk mendengarkan dan memahami pandangan orang lain, serta menghargai perbedaan pendapat. Hal ini sangat penting dalam membangun kerukunan dan menghindari konflik berbasis agama di masa depan.
Kesadaran orang tua mengenai pentingnya moderasi beragama juga meningkat. Banyak orang tua yang mendukung dan berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan di sekolah, serta menerapkan nilai-nilai moderasi beragama dalam kehidupan keluarga mereka.
Dukungan dari orang tua ini sangat membantu dalam memperkuat upaya sekolah dalam membentuk karakter peserta didik yang moderat.
Penguatan moderasi beragama melalui kegiatan keagamaan di UPT SD Negeri 10 Benteng terbukti efektif dalam membentuk karakter peserta didik yang toleran dan menghargai perbedaan. Dengan strategi yang terencana dan pelaksanaan kegiatan yang melibatkan seluruh komponen sekolah, UPT SD Negeri 10 Benteng mampu menciptakan lingkungan belajar yang harmonis dan inklusif.