Ajatappareng.online, PINRANG — SMAN 1 Pinrang berhasil menunjukkan kemajuan nyata dalam peningkatan kualitas pendidikan, khususnya di bidang literasi. Hal ini ditandai dengan keberhasilan sekolah mengintegrasikan Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) sebagai bagian dari strategi peningkatan mutu pembelajaran.
Program tersebut tidak hanya berpengaruh pada peningkatan skor literasi siswa, tetapi juga menumbuhkan kebanggaan serta kesadaran akan pentingnya kemahiran berbahasa Indonesia yang cerdas dan bermartabat. Data internal sekolah menunjukkan adanya peningkatan rata-rata skor literasi sebesar 11 persen dalam rapor mutu pendidikan selama dua tahun terakhir.
Kepala SMAN 1 Pinrang, Ahmad, S.Pd., M.Pd., menyatakan bahwa pencapaian tersebut menjadi bukti nyata keberhasilan pendekatan berbasis kemahiran berbahasa dalam mendorong kualitas pembelajaran.
“Peningkatan literasi siswa kini jelas tercermin dalam rapor mereka. UKBI bukan hanya alat ukur kemahiran berbahasa, tapi juga api yang membakar semangat literasi siswa dan guru,” ujarnya.
Ahmad menambahkan, UKBI mengajarkan bahwa Bahasa Indonesia merupakan kekuatan yang membuat siswa mampu berpikir jernih, percaya diri menyampaikan ide, dan aktif berkontribusi. UKBI sendiri menguji aspek menyimak, membaca, menulis, dan berbicara untuk memberikan gambaran utuh tentang kemampuan berbahasa siswa.
Di SMAN 1 Pinrang, UKBI menjadi bagian penting dari Gerakan Literasi Sekolah (GLS) melalui simulasi, pelatihan menulis, hingga kegiatan diskusi aktif. Pendekatan ini mendorong siswa untuk berpikir kritis serta menyampaikan gagasan dengan percaya diri.
Salah satu siswa, Auliya dari kelas XII, mengungkapkan pengalamannya mengikuti UKBI.
“Awalnya saya grogi sekali saat mengikuti UKBI. Saya takut nilainya jelek. Tapi ketika hasilnya keluar, saya kaget sekaligus bangga. Rasanya seperti ikut TOEFL, tapi untuk bahasa kita sendiri,” tuturnya.
Program UKBI yang dijalankan secara konsisten juga mengubah pandangan siswa terhadap Bahasa Indonesia, dari sekadar mata pelajaran menjadi keterampilan hidup. Siswa kini lebih terampil menyusun argumen, menulis esai, hingga berpartisipasi dalam diskusi secara logis.
Mereka juga semakin percaya diri menulis cerpen, tampil berpidato, hingga aktif dalam forum literasi.
Guru-guru pun merasakan manfaat UKBI sebagai alat refleksi untuk memahami kebutuhan siswa lebih mendalam sehingga strategi mengajar dapat disesuaikan. Pendekatan ini menjadikan proses pembelajaran lebih personal, inklusif, dan berdampak langsung pada peningkatan mutu pendidikan.
Kini, UKBI telah berkembang menjadi budaya literasi di SMAN 1 Pinrang. Kegiatan literasi menjadi bagian dari rutinitas siswa dan guru, menghidupkan semangat “Bangga, Mahir, dan Maju dengan Bahasa Indonesia” bukan hanya sebagai slogan, melainkan praktik nyata.
Jejak kemajuan ini menunjukkan komitmen SMAN 1 Pinrang dalam menjadikan Bahasa Indonesia sebagai pilar utama membangun pendidikan bermutu dan sebagai jembatan menuju masa depan yang lebih literat serta berdaya saing.

















