AJATAPPARENG.ONLINE, SIDRAP –– Kegiatan Kampoeng Inggris Pabbaresseng ke-6 di Kecamatan Watang Pulu, Kabupaten Sidrap hari ini, Ahad (4/4/2021), berakhir.
Kegiatan sejak 2 April lalu ini, diikuti peserta dari Padi Menguning Study Club, dan siswa-siswi di Pabbaresseng.
Dalam kegiatan itu, peserta belajar dari subuh, pagi, sore, dan malam. Mereka belajar secara indoor dan outdoor dengan materi vocabulary, daily activities, expression, dan public speaking.
Target kegiatan itu, bagaimana peserta punya kemandirian, pembangunan karakter, kepemimpinan, dan keterampilan bercakap Bahasa Inggris.
Untuk pertama kalinya, peserta menggunakan rumah belajar di lahan Kampoeng lnggris yang dibangun panitia bersama warga dan relawan.
Yang menarik, orang tua peserta pun ikut merasakan atmosfir alam Pabbaresseng sambil memantau anak mereka belajar.
Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sidrap, Andi Muhammad Faisal B. SH, M.Si, menyatakan dukungannya terhadap kegiatan tersebut.
“Kegiatan ini mewarnai dunia pendidikan di Kabupaten Sidrap,” ujarnya.
Ia juga mengapresiasi Sekolah Satu Atap (Satap) 4 Lainungan tempat peserta belajar. Tidak terkecuali, sanitasi dan kebersihan tiketnya.
“Tempat ini sudah jauh berbeda. Pantasan peserta betah belajar karena toiletnya bersih yang dilengkapi kran air yang memadai,” imbuhnya.
Ketua Panitia, Ahsan Muzri menjelaskan, saat ini pihaknya terus menggenjot perbaikan infrastruktur untuk menopang kegiatan camp yang rutin dilakukan minimal 4 kali setahun.
“Tutor yang kami pakaipun adalah mereka yang punya basic relawan dan berdaya saing nasional,” imbuh Ahsan Muzri.
Sementara pihak Kampoeng Inggris, Rahmat Ahmad menyampaikan, berkomitmen untuk mendukung pendidikan di Kabupaten Sidrap.
“Kami akan terus berkomunikasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulsel, Pemprov Sulsel, akademisi, organisasi pemuda Sidrap, dan IKM Sidrap untuk memperbaiki generasi emas Kabupaten Sidrap,” ujarnya.
Diuraikannya, ilmu pengetahuan terus berubah, di setiap masa butuh percepatan dan pengalaman belajar yang banyak untuk memiliki sumber daya manusia.
“Seperti yang dikatakan Albert Einstein, logika membawamu dari A ke B tapi imajinasi membawamu ke mana saja. Artinya hidup tidak hanya butuh logika tapi butuh juga imajinasi yang didapatkan dari hasil etika dan estetika yang melahirkan peserta didik yang excellent,” paparnya. (asp)