AJATAPPARENG.ONLINE, SIDRAP — Banjir yang melanda Kelurahan Wette’e, Kecamatan Pancalautang, Kabupaten Sidrap, semakin meluas hingga menggenangi permukiman warga dan lahan pertanian di empat Kecamatan.
Banjir akibat luapan danau Tempe dan Sidenreng merendam ratusan rumah warga dan lahan pertanian di Kecamatan Panca Lautang, Tellu Limpoe, dan Dua Pitue.
Banjir terparah di Kelurahan Wette’e, Kecamatan Panca Lautang dengan ketinggian air mencapai 2 meter.
Sejumlah warga mulai menyelamatkan harta benda dan memilih mengungsi meninggalkan rumah ke tempat sanak saudara yang rumahnya tidak terendam banjir.
Selain tingginya air, tumbuhan gulma eceng gondok yang terbawa banjir juga menjadi ancaman karena bisa merusak rumah-rumah warga.
Hj Megawati, salah satu korban banjir mengaku, sejumlah warga sudah mengungsi. Utamanya yang memiliki bayi, merekah kwahatir kesehatannya terganggu akibat banjir.
“Mereka takut air terus naik. Makanya warga yang memiliki bayi memilih mengungsi ke rumah keluarga yang tidak terendam banjir,” ujarnya, Selasa, (31/8/2021).
Ada juga, yang masih memilih bertahan dan membuat langkaian didalam rumah yang terbuat dari bambu untuk ditempati tidur.
Saat ini, kebutuhan mendesak warga korban banjir adalah bambu dan tali untuk menghalau eceng gondok yang terbawa air masuk ke pemukiman warga.
H Baba berharap, bantuan tersebut bisa secepatnya di distribusikan sebelum ada rumah warga yang rusak akibat tumbuhan eceng gondok.
“Yah, mudah-mudahan bantuan bambu dan tali bisa secepatnya didistribusikan. Ini untuk antisipasi dan menghalau eceng gondok masuk ke pemukiman,” ujarnya.
Sementara Lurah Wette’e, Hastina menyampaikan bahwa pemerintah setempat baru melakukan pendataan untuk dilaporkan ke pemerintah daerah.
“Kami sudah kirimkan laporan ke Pemda terkait kebutuhan mendesak korban banjir yaitu bambu dan tali untuk menghalau eceng gondok,” ujarnya.
Dikatakannya, wilayah tersebut memang sudah menjadi langganan banjir jika musim penghujan datang akibat luapan danau Tempe dan Sidenreng.
Warga dilokasi banjir sudah terbiasa dengan kondisi seperti saat ini. Kendati demikian, tetap dihimbau untuk selalu waspada.
Sementara, data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sidrap mencatat 140 terendam banjir dengan rincian 15 rumah di Desa Kalosi dan 35 rumah di Desa Salomallori, Kecamatan Dua Pitue.
Sementara di Kelurahan Wette’e tercatat 90 rumah warga dan 175 lahan pertanian terendam banjir. Untuk di desa Teteaji, Kecamatan Tellu Limpoe masih didata. Begitu juga di Kecamatan Watang Sidenreng. (asp)