Menu

Mode Gelap
Korwil FPII Pinrang Terima SK, Dihadiri Kadis Kominfo-Sandi di Pantai Wisata  Ammani Tidak Ada Sengketa, KPU Pinrang Akan Tetapkan Perolehan Kursi dan Penetapan Caleg Golkar Target Kemenangan 60 Persen di Pilkada Serentak 2024 Syahar – Imam Fauzan ‘Mesra’, Sinyal Koalisi NasDem – PPP di Pilkada Sidrap? TP kembali Bertemu FAS, Bahas Pilwalkot Parepare?

Eksklusif · 16 Mar 2020 14:16 WITA ·

Bahri, Potret Warga Miskin di Lumbung Beras


 Bahri, Potret Warga Miskin di Lumbung Beras Perbesar

AJATAPPARENG.ONLINE, SIDRAP, — Status sebagai daerah penyangga pangan, dan lumbung beras yang disandang Sidrap, rupanya-rupanya  tak menjamin kesejahteraan warganya.

Kenyataannya, masih ada warga yang hidupnya masih terkutat di garis kemiskinan.

Hal ini terungkap saat media ini berkunjung ke Dusun 3 Desa Allakkuang, Kecamatan Maritengngae, Sidrap, senin (16/3/2020).

Bahri, warga Allakkuang merupakan salah satu dari puluhan warga yang masuk dalam katagori keluarga miskin.

Ironisnya lagi, di tengah hidupnya serba kekurangan ini,
Bahri yang kini berusia 59 tahun, harus hidup melawan sakit paru-paru yang dideritanya.

Hidup di rumah yang tak laik huni dan tidak terawat, Bahri ditemani sang istri dan 3 anaknya yang semuanya berprofesi sebagai buruh batu gunung.

Meski berjuang melawan sakit, Bahri harus bekerja sebagai pekerja di usaha pengrajin batu cobek.

Untuk pemenuhan hidupnya sehari-hari yang serba sulit, belum lagi kondisi kesehatannya yang labil, menjadi kendala sehari-hari.

Menurut Bahri, dirinya menderita Penyakit Paru-paru kurang lebih 5 Tahun. Namun semangat kerjanya tak pernah kendor dalam menafkahi keluarganya.

Bahri dan istrinya Rohani (49) memiliki 3 anak , 2 laki-laki yang saat ini bekerja sebagai buruh bangunan, 1 Perempuan yang duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Ia mengaku, selama menderita penyakit Paru-paru, penghasilannya sebagai pengrajin batu cobek semakin hari semakin menurun.

“Selama menderita penyakit paru-paru, saya susah kerja. Tapi, mau tak mau harus menafkahi keluarga,” katanya.

Selain menafkahi keluarganya, Bahri juga mencari nafkah untuk pengobatannya, setiap bulan, ia harus membeli obat seharga Rp800 ribu.

Bahri yang tinggal di rumah yang hampir keok ini,
mengakui bahwa tak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah daerah (Pemda) Sidrap.

Ia pernah terdaftar sebagai penerima bantuan bedah rumah beberapa tahun yang lalu, namun hingga saat ini bantuan tersebut belum teralisasi. (asp/ajp)

Artikel ini telah dibaca 395 kali

badge-check

Editor

Baca Lainnya

Korwil FPII Pinrang Terima SK, Dihadiri Kadis Kominfo-Sandi di Pantai Wisata  Ammani

29 April 2024 - 07:47 WITA

Tidak Ada Sengketa, KPU Pinrang Akan Tetapkan Perolehan Kursi dan Penetapan Caleg

28 April 2024 - 11:04 WITA

Tak Cukup 24 Jam, Personil Polsek Panca Rijang Ungkap Kasus Penganiayaan

26 April 2024 - 21:23 WITA

Puncak Bila, Wisata Kaya Wahana dengan Harga Terjangkau

25 April 2024 - 15:15 WITA

UPT SMPN 1 Wattang Pulu Tuan Rumah Kegiatan MKKS SMP

25 April 2024 - 10:29 WITA

Polres Sidrap Gelar Press Release Pengungkapan Kasus Bulan April 2024

24 April 2024 - 10:16 WITA

Trending di Eksklusif

Konten ini milik Ajatappareng Online. Anda tidak dapat menyalin konten ini.