Sepakbola Sidrap, menjadi kekuatan baru sepakbola Sulsel sejak 5 tahun terakhir. Klub sepakbola amatir Perssidrap, secara perlahan menjadi salah satu klub yang disegani di persepakbolaan Sulsel setelah bermetamorfosis menjadi Sidrap United.
Sidrap United pertamakali menjadi perhatian publik pecinta sepakbola tanah air di perhelatan turnamen Habibie Cup XXI di Parepare tahun 2015.
H Rusdi Masse kala itu ‘menyulap’ sebuah klub amatir menjadi tim berlabel ‘Timnas’, setelah sukses mendatangkan punggawa-punggawa Timnas Indonesia. Diantaranya, Ponaryo Astaman, Firman Utina, Boaz Salossa, Abd Rahman, Markus, Agung Prasetyo, Therens Puhiri, hingga pemain asing sekelas Makan Konate dan, Otavio Dutra.
Meski hanya berada di posisi runner up di turnamen yang memperebutkan piala bergilir mantan Presiden BJ Habibie itu, Sidrap United sudah mencatat sejarah.
Di kompetisi regional, prestasi Sidrap United berlanjut. Tangan dingin RMS dibantu tekad kuat Ketua PSSI Sidrap, H Jamil Hasyim kembali memoles tim hingga berhasil lolos ke babak 16 Liga 3 Nasional. Sidrap United lagi-lagi viral di jagad sepakbola tanah akhir. Baik dari prestasi hingga campur tangan RMS yang memberikan fasilitas mentereng kepada pemain dan klub.
Tak bisa dipungkiri, RMS dan Ketua PSSI Sidrap, H JamiL Hasyim adalah 2 tokoh sentral dibalik sejarah dan prestasi yang diraih Sidrap United dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.
Kini, RMS akan mengakhiri jabatan sebagai Bupati Sidrap 2 periode, pertengahan Desember, bahkan bisa lebih cepat setelah ia memutuskan menjadi Calon Anggota DPR RI, yang mengharuskannya mengundurkan diri lebih awal sebagai Bupati.
Tim kebanggaan Bumi Nene Mallomo itupun seakan harus rela kehilangan sosok sentral. Pengurus dan manajemen, pelatih hingga pemain tak tahu harus berbuat apa tanpa ‘sentuhan’ RMS, hingga harus memilih mundur dari kompetisi Liga 3 dan secara otomatis, menerima kenyataan pahit terdiskualifikasi dari Piala Indonesia.
RMS telah membuktikan, sekaligus mengajarkan bahwa kerja keras dan keseriusan akan membuahkan hasil maksimal. RMS tidak hanya piawai mengelola daerah 10 tahun terakhir, tetapi jeli mengangkat citra daerah melalui otomotif dan sepakbola. Tentu saja, tanpa banyak bicara.
Prestasi sepakbola Sidrap klimaks di tangan RMS. Sejarah mencatat. Suatu hal yang layak kita ceritakan kepada anak cucu kita dan generasi mendatang.
Banyak hikmah yang bisa dipetik dari catatan sejarah sepakbola Sidrap dan campur tangan RMS. Bahwa beliau telah bekerja tanpa banyak bicara, konsisten dan penuh komitmen.
Terima kasih RMS. Teruslah berkarya, dan tetap pada jalur pengabdian. Tak perlu banyak kata untuk terlihat pintar. Tetap apa adanya, maka Tuhan akan membuka hati orang-orang yang membencimu. (*)
Oleh: Shepa Wela