AJATAPPARENG.ONLINE, SIDRAP — Pilkada serentak 2018 mulai memunculkan riak-riak dan gesekan, baik secara argumentasi maupun secara fisik.
Baru-baru ini sidrap menjadi pemberitaan hangat atas pecahnya tindakan anarkisme di depan kantor panwaslu yang berujung banyaknya korban luka-luka.
Ini menimbulkan reaksi dari berbagai elemen masyarakat, tidak terkecuali Organisasi Masyarakat Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Sidrap, dimana sangat menyayangkan aksi-aksi sperti itu,
Kami sangat menyayangkan kejadian itu, ditengah upaya berbagai stakeholder dalam menciptakan pilkada yang kondusif dan damai, ada-ada saja oknum yang mau merusaknya,” kata Ketua Gp Ansor Sidrap, Ahmad Shalihin Halim, Minggu (15/4/2018)
Begitupun Sekertaris GP Ansor Sidrap, Agus Rasyid Butu juga angkat bicarabukan hanya tindakan anarkisme yg harus diredam bahkan dihilangkan, tetapi juga issu-issu SARA yang dampaknya justru sangat kuat disetiap pergelaran lima tahunan ini,
Issu SARA tidak bisa ditolerir sama sekali, ini bisa memecah belah masyarakat, kami sangat mengecam tindakan seperti ini, kami berharap baik pendukung maupun simpatisan masing-masing paslon untuk tidak menggunakan issu SARA, tandasnya
Massifnya penggunaan media sosial dalam berkampanye, membuat aktifitas itu bak bola salju yang tdk bisa terkontrol, kebesan dalam berpendapat dan berekspresi kadang membuat orang tidak punya batas, sehingga muda sekali terjadi hal-hal yang tidak selayak terjadi.
Bersamaan dengan itu, kami meminta semua pihak untuk ikut mengawasi, terkhusus Panwaslu dan Polres Sidrap, bukan hanya mengawasi langsung dilapangan, tapi penggunaan media sosial harus diawasi juga, dan bila ada yang melanggar harus ditindak sesuai prosedur, lanjutnya. (asp/ajp)