AJATAPPARENG.ONLINE, SIDRAP — Potensi ekspor tanaman kelor (moringa) sangat menjanjikan pasar internasional, tanaman tersebut diklaim memiliki peluang ekonomi yang besar untuk dibudidayakan.
“Pangsa pasar kelor Indonesia itu ‘seksi’, sangat terbuka luas, terutama untuk negara-negara diwilayah timur tengah, sehingga hal itu menjadi peluang usaha terhadap jenis usaha tanaman tersebut, kata Michiko, investor asal Jepang di Kebun Porang Kelompok Tani Milenial, Desa Talumae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kamis, (23/7/2020).
Michiko, diundang khusus oleh Wakil Ketua DPRD Sulsel, H Syaharuddin Alrif dalam acara sosialisasi Budidaya Porang, bersama jajaran Kementan RI dan dihadiri 2 Bupati, yakni Bupati Enrekang dan Bupati Wajo di Desa Talumae.
Saat diberi kesempatan berbicara di hadapan ratusan petani, Michiko yang bekerja di perusahaan ekspor kelor ini, mengupas banyak berbagai peluang usaha dari tanaman kelor tersebut.
Ia menjelaskan, potensi tanaman kelor yang besar, sehingga jenis tanaman yang banyak mengandung nutrisi dan berbagai kandungan gizi lainnya itu, menjadi sebuah peluang usaha yang menjanjikan.
Namun, harus diproses melalui prosedur standar agar memiliki kualitas yang baik. Menurutnya, permintaan dunia terhadap kelor sangat tinggi.
Kandungan Kelor, kata dia, sudah diteliti sejumlah negara. Bahkan WHO telah mengeluarkan statemen bahwa Kelor harus dikonsumsi anak-anak dunia.
Selain itu, produk kelor dapat berupa kosmetik hingga minyak kelor.
Sementara, Wakil Ketua DPRD Sulsel, H Syaharuddin Alrif, mengaku memang tengah melakukan budidaya kelor di kebun Porang Talumae.
Budidaya kelor dan pisang yang dilakukan politisi Partai Nasdem ini, juga menginisiasi petani Sidrap untuk budidaya kelor, selain tanaman Porang. (spa)