AJATAPPARENG.ONLINE, SIDRAP — Beredarnya video ancaman yang dilontarkan salah seorang tim Paslon Bupati dan Wabup Sidrap, Sudarmin Baba pada saat melakukan kampanye dialogis di Desa Wanio, Kecamatan Panca Lautang, Sidrap beberapa waktu lalu, mengundang reaksi keras dari kalangan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan guru lingkup Pemerintah Kabupaten Sidrap.
Bukti rekaman video yang berdurasi 8 menit lebih itu, sangat jelas memberi ancaman kepada PNS dan guru untuk dimutasi apabila tidak mendukung Paslon Doa-Mu pada pelaksanaan Pilkada mendatang.
Sejumlah PNS dan Guru yang mengetahui beredarnya video tersebut melalui media sosial (Medsos), menilai pernyataan tersebut sebagai bentuk pembodohan diera kebebasan berdemokrasi, sehingga hal ini perlu segera diproses oleh Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Sidrap.
“Terus terang, ancaman ini hanya menjadi bahan tertawaan mayoritas PNS dan guru didaerah ini. Ini merupakan bukti ketidak tahuan mekanisme mutasi bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) yang telah diatur dalam Undang-undang ASN, dan seharusnya mereka perlu banyak belajar,” ujar sejumlah PNS dan guru di kompleks SKPD Sidrap, Jumat (20/4/2018) yang minta namanya tidak dipublis
Sementara Juru bicara (Jubir) Paslon Fatmawati Rusdi – Abdul Majid (FATMA) yang ditemui di Pangkajene, Sidrap, Juta sesaat lalu, Andi Syamsul Bachri alias Andi Ballasong, menghimbau kepada seluruh PNS dan guru didaerah ini untuk tidak takut dengan ancaman dari pihak manapun.
Menurut Andi Ballasong yang juga Ketua DPC Partai Hanura Sidrap, salah satu partai pengusung Paslon FATMA, sangat menyayangkan adanya pernyataan itu, dan hal ini pasti akan merugikan pihaknya sendiri, karena PNS dan guru serta seluruh masyarakat didaerah ini tidak gampang lagi dipengaruhi, dan mereka mampu melihat pemimpin yang pantas dan layak untuk dipilih lima tahun kedepan.
Masyarakat Sidrap perlu diberikan pembelajaran demokrasi yang sehat dengan menjual program yang logis, bukan malah diancam, sehingga hal ini pasti akan berdampak buruk bagi timnya sendiri, khususnya calon pemilih dari kalangan PNS dan guru didaerah ini.
“Era sekarang ini, bukan lagi jamannya ancam mengancam, biarkan masyarakat itu sendiri menentukan pilihannya, karena masyarakat sudah tidak gampang dipengaruhi dan sangat selektif memilih pemimpin yang mampu melanjutkan pembangunan yang telah dirasakannya,” jelas Andi Ballasong. (ajp).