AJATAPPARENG.ONLINE, SIDRAP — Komunitas P’MUSI (Pemerhati Musik Sidrap) menegaskan kepada anggotanya agar bebas dari kepentingan politik dan tidak berpolitik. Pengurus PEMUSIK yang terlibat dalam politik praktis agar kiranya melepas atribut jika ingin terlibat dalam kegiatan politik.
“Saya pikir P’MUSI itu milik masyarakat, semua orang, seluruh komunitas. Ketika dia masuk ke politik praktis atau ke partai politik, pasti ada yang suka maupun tak suka, maka di situ akan terjadi perpecahan. Makanya seharusnya P’MUSI tetap menjadi pribadi yang cerdas dalam menghadapi Pemilu 2019,” kata Ketua P’Musi Ismail Marsuki, Senin (25/3/2019).
Lanjut Ismail, jangan masuk politik praktis. Kalau ingin berpartisipasi dalam politik, maka atribut komunitas harus dibuka. Maka dengan segala risiko dia bisa disukai sebagian orang, bisa juga dibenci sebagian orang karena ada rivalitas dari partai politik, dari konstituennya.
“Kita menilai, ketika pemusik berpolitik, nilai seninya terdistorsi. Pemusik yang berpolitik rentan menjadikan musiknya sebagai alat untuk menyalurkan kepentingan politiknya,” ucap Mail sapaan dari Ismail Marsuki
Mail juga menjelaskan sejarah Pemerhati Musik Sidrap bermula dari aksi penggalangan dana untuk korban Tsunami Palu, Sigi & Donggala 2019 yang tujuannya menyatukan semua pemusik pemusik Sidrap yg mati suri beberapa tahun lalu.
“Untuk itu, lebih baik kita puasa politik. Kita fokus kepada ekonomi, pendidikan, dan kesehatan. Healthy and education for tomorrow,”pungkasnya (asp/ajp).