Setelah lulus Sekolah Pertanian, Alwi menikahi Tuti. Tak lama kemudian, Alwi diangkat sebagai ahli pertanian (adjunct landbouw consulent) yang ditempatkan di Parepare. Di sana, anak keempat dari delapan anaknya, lahir di sebuah rumah (kini Jl. Abdul Jalil Habibie) pada 25 Juni 1936. Anak itu diberi nama Bacharuddin Jusuf Habibie.
Selesai bertugas di Parepare, Alwi dipromosikan menjadi Kepala Pertanian Indonesia Timur yang berkedudukan di Makassar. Mereka tinggal di Jalan Maricaya (Klapperland). Di seberang jalan bermarkas pasukan Brigade Mataram yang dipimpin oleh Letkol Soeharto, yang kelak menjadi presiden kedua.
Pada 3 September 1950, Alwi kena serangan jantung saat salat Isya. Anak tertua, Titi Sri Sulaksmi, meminta pertolongan dokter brigade. Soeharto dan dr. Tek Irsan datang, namun nyawa Alwi telah melayang. Soeharto sendiri yang mengatup kelopak mata Alwi.
“Karena selama ini Tuti Marini yang memikirkan pendidikan anak-anaknya, maka dia tidak merasa berat dalam mengambil tindakan dan keputusan. Dia tidak mau terbawa oleh dukanya. Dia segera memutuskan Habibie, anak lelaki tertua di rumahnya, harus pergi ke Jawa,” tulis Makmur Makka.