AJATAPPARENG.ONLINE, SIDRAP — Sekolah Tinggi Agama Islam, (STAI) DDI Pangkajene, Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan (Sulsel) menggelar wisuda angkatan XXII, di Kampus DDI Sidrap, Senin, (1/32021).
Ketua Panitia Wisudawan, H Bunyamin Yapid mengatakan, mahasiswa STAI DDI Pangkajene yang Wisuda sebanyak 71 orang.
Sebanyak 71 mahasiswa yang ikut wisuda terdiri dari 28 orang dari jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) 11 Orang dari 11 orang dari Hukum Keluarga Islam, 11 orang dari 32 orang dari Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PAUD).
“Semoga semua lulusan STAI DDI Pangkajene memberikan pencerahan ke masyarakat dan membangun daerah bagi alumni khususnya Sidrap,” kata Bunyamin.
Perlu diketahui bahwa prosesi Wisuda sebenarnya akan dilakukan pada tanggal 28 Februari 2021. Namun, mengingat kondisi masa pendemi Covid-19 belum berakhir sehingga proses Wisuda dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang sangat ketat.
Sementara, Ketua STAI DDI Pangkajene, Dr Mansur mengatakan Wisuda ini adalah Wisuda STAI DDI yang ke 22. Itu berarti, Keberadaan Kampus STAI DDI dalam Alumni di Kabupaten Sidrap sudah 22 Tahun.
Wisuda yang ke 22 menjadi strategis dalam rangka bagaimana Alumni STAI DDI berkiprah dengan masyarakat sehingga kampus STAI DDI Pangkajene terlihat aktifitasnya mendidik Mahasiswa telah berjalan dengan baik.
Terpisah, Wakil Bupati Sidrap, Mahmud Yusuf menghimbau dan mengajak seluruh civitas
akademika untuk mengambil peran dan kontribusi dalam memikirkan daerah kita, utamanya dalam menghadapi berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang senantiasa menimbulkan dampak
positif maupun dampak negatif.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di satu sisi telah membuat manusia semakin pintar, tetapi di lain pihak dapat pula membuatbmanusia kehilangan kepekaan terhadap emosional dan spritual.
“Oleh karena itu penting bagi kita menyamakan presepsi bahwa output dari sebuah proses pendidikan adalah menghasilkan kecerdasan intelegensi, emosional dan spritual,” tukasnya.
“Apabila hal ini dapat kita wujudkan, maka kedepan akan terlahirlah generasi-generasi yang bukan saja berpikir untukbkebutuhan fisik, akan tetapi juga sensitif terhadap pembentukan karakter yang dilandasi ilmu dan keimanan yang kuat,” pungkasnya. (asp/ajp)