AJATAPPARENG.ONLINE, ENREKANG — Puluhan pasien rawat jalan di RSUD Massenrempulu Kabupaten Enrekang terlantar tak mendapatkan pelayanan dari dokter, sejak Senin (10/12) siang.
Penyebabnya, lantaran sejumlah dokter di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Massenrempulu Enrekang memilih melakukan mogok pelayanan.
Mogoknya para dokter yang terdiri dari 14 dokter ahli dan lima dokter umum yang bernaung dibawah Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Enrekang tersebut, diduga lantaran uang Tambahan Penghasilan (TP) mereka yang belum dibayarkan.
Aksi ini berdampak pada pelayanan yang mengakibatkan puluhan pasien rawat jalan di RSUD Massenrempulu terlantar tak mendapatkan pelayanan.
Padahal, ada beberapa pasien yang rela datang dari pelosok, tapi tak bisa mendapatkan pelayanan
“Jelas kita kecewa karena sudah jauh-jauh dari kampung mau berobat tapi tak ada dokter yang melayani, padahal kita datang sejak pagi,” kata salah seorang pasien rawat jalan asal Kecamatan Anggeraja, kepada ajatappareng.online.
Direktur RSUD Massenrempulu, dr Muh. Yusuf, yanh dikonfirmasi membenarkan adanya pemogokan pelayanan yang dilakukan oleh para dokter di rumah sakit yang saat ini dipimpinya.
Bahkan, Ia mengakui faktor uang jasa tambahan penghasilan (TP) para dokter sudah enam bulan belum dibayarkan. Itu lantaran, tahun ini Enrekang mengalami devisit anggaran sehingga mempengaruhi dan membuat pembayaran Tambahan Penghasilan ( TP) tersebut terlambat.
Namun, pihaknya mengaku sudah memperjuangkan hal itu hingga dimasukkan dalam APBD Perubahan 2018 dan telah disetujui hanya saja pembayaran tersebut masih dalam proses.
“Iya memang betul para dokter mogok karena TP nya belum dibayarkan bahkan sudah enam bulan, tapi pembayarannya akan segera dilakukan dan saat ini masih sementara dalam proses pencairan,” kata dr Yusuf.
Sementara itu, pihak IDI saat akan dikonfirmasi terkait mogoknya sejumlah dokter di RSUD Massenrempulu, pihak IDI Enrekang enggan memberi keterangan dan menghindar ketika dikonfirmasi oleh para awak media.
Banyak yang menyayangkan aksi yang mengesampingkan ini naluri kemanusiaan para dokter ini. Terlebih, pasien RS Massenrempulu datang jauh dari Pelosok desa. (Asr/Ajp)
.