AJATAPPARENG.ONLINE, ENREKANG — Buku antologi karya kepala sekolah dan guru SMPN Satap 8 Baraka serta buku kumpulan puisi karya siswa-siswi SMPN Satap 8 Baraka oleh Nuim Khayat, S.Si diserahkan kepada Kepala Dispustaka Kabupaten Enrekang, Dr. Dadang Sumarna, S.Pd., M.Pd. Senin, (21/3/2022).
Buku antologi ini lahir dari program Wisata Literasi Kepala Sekolah (WLK), Wisata Literasi Guru (WLG) dan Wisata Literasi Siswa (WLS) yang dirangkaikan dengan kegiatan Guru Motivator Literasi (GML) oleh Forum Indonesia Menulis (FIM).
Tahap implementasi program ini dimulai pada bulan September 2021 dengan melibatkan 15 guru termasuk kepala sekolah dan 50 siswa di SMPN Satap 8 Baraka. Program yang diikuti oleh ribuan guru diseluruh Indonesia ini memakan waktu yang cukup lama sampai akhirnya 2 karya berbentuk buku sampai di SMPN Satap 8 Baraka.
Buku dengan judul “Guru Dalam Kemelut Pandemi” ini hanya tercetak 17 eksemplar yang berisi 1 karya kepala SMPN Satap 8 Baraka dengan mengangkat tema kisah inspiratif kepala sekolah dalam manajemen kepemimpinan di masa pandemi, juga 14 karya guru-guru dengan tema “Strategi Pengajaran di masa Pandemi”. Selain itu, terbit pula 52 eksemplar buku yang berisi kumpulan 50 puisi karya siswa-siswi SMPN Satap 8 Baraka dengan judul “Tekadku”.
Kepala Dispustaka Kabupaten Enrekang sangat mengapresiasi karya ini. Ia berharap karya seperti ini akan mewabah keseluruh sekolah di Kabupaten Enrekang.
“Saya berharap perpustakaan daerah di Kabupaten Enrekang ini banyak diisi oleh buku karya guru-guru di Kabupaten Enrekang. Sekolah harus punya inisiatif untuk menghasilkan karya dalam bentuk buku. Guru di sekolah harus menjadi lokomotif dalam menggerakkan literasi kepada generasi bangsa. Jika ini jalan, maka sekolah akan jadi lumbung karya untuk pendidikan yang berkemajuan”. ujar Dadang.
Meskipun saat ini bukan lagi sebagai Kepala Sekolah, tetapi Nuim Khayat, S.Si. akan mencoba melanjutkan program yang serupa agar sekolah-sekolah di bawah binaannya juga mampu menghasilkan karya sebagai salah satu cara untuk menghidupkan literasi kepada Kepala Sekolah, Guru dan Siswa.
“Saya selalu sampaikan kepada guru-guru bahwa untuk membentuk pondasi literasi kepada peserta didik, maka terlebih dahulu yang harus disadarkan akan pentingnya literasi adalah gurunya. Kalimat ini yang terus saya dengungkan kepada guru-guru selama saya masih jadi Kepala Sekolah. Saya yakin dan percaya, kepala sekolah yang lain juga punya cara sendiri untuk berbuat yang sama.” tuturnya.
Selama pandemi mengungkung pembelajaran di sekolah, dibawah kepemimpinannya, ide dan inspirasi berhasil diabadikan oleh dirinya, Guru dan Siswa SMPN Satap 8 Baraka dalam 2 karya buku sederhana. (rls)