AJATAPPARENG.ONLINE, ENREKANG — Objek pariwisata menjadi target unggulan Kabupaten Enrekang pasca pandemi covid-19, hal ini ditandai dengan ditetapkannya 23 Desa Wisata yang telah di SK-kan bupati Enrekang.
Pemerintah Daerah Kabupaten Enrekang melalui Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Enrekang menggelar Pelatihan Pengelolaan Desa Wisata Gelombang 2 Se-Kabupaten Enrekang di Villa Bambapuang, Anggeraja Senin-Kamis (8-10/11/2021).
Menurut Kepala Bidang Pemasaran Dispopar, Andi Zulkarnain, Pelatihan kali ini lebih fokus pada pengelolaan objek wisata mulai dari administrasi, pelayanan, serta sarana dan prasarana.
“Pelatihan ini selama 3 hari 2 malam, dengan dengan menghadirkan pemateri dari Poltekpar Makassar, Instansi terkait seperti Dispopar, Pemdes dan Bumdes dengan peserta dari semua Desa Wisata masing-masing 3 orang,” ungkap Andi Zul.
Dengan kegiatan ini, Dispopar berharap para peserta perwakilan desa masing-masing menjadi lebih paham apa saja yang menjadi tugas mereka dalam pengelolaan wisata.
“Kita ingin meningkatkan pengetahuan, motivasi dan kompetensi pelayanan pengelolaan yang profesional terhadap para wisatawan, kita juga ingin mewujudkan masyarakat yang sadar wisata dalam pengembangan desa wisata di kabupaten enrekang,” ujarnya.
Hal ini sesuai dengan usaha dan keinginan pemerintah daerah kabupaten Enrekang yang menargetkan bangkit ekonominya melalui sektor pariwisata pasca pandemi covid-19.
“Ini merupakan usaha kita menuju percepatan pengembangan desa wisata. Setelah pelatihan ini, kita juga akan terus melakukan pendampingan terhadap Desa wisata,” tambahnya lagi.
Selain menerima materi, peserta juga diajak langsung melihat model pengelolaan salah satu objek wisata di Kabupaten Enrekang.
“Kita juga studi lapang langsung ke salah satu objek yang sudah dikelola dengan profesional yakni mendatte park, yang di kelola oleh Bumdes Desa Bambapuang,” tutup Andi Zul.
Sementara Ismail, salah satu peserta perwakilan Desa Wisata Kadingeh mengungkapkan jika pelatihan seperti ini memang sangat diperlukan.
“Pelatihan seperti ini sangat kami perlukan, apalagi status Desa Wisata ini baru bagi kami, kami perlu pelatihan terkait apa saja yang harus kami lakukan kedepan,” ujar Ismail. (sp)