Menu

Mode Gelap
Pilkada Sidrap 2024 Dipastikan tanpa Calon Perseorangan Ribuan Jamaah Haji Tiba di Tanah Suci, Suhu Capai 40 Derajat Celcius Dinas Pendidikan Gelar O2SN Tingkat Kabupaten Pemdes Otting Gelar Pelatihan Kesiapsiagaan Tanggap Bencana PJ Sekda Sidrap Himbau Masyarakat Waspadai Cuaca Ekstrim

Ajatappareng · 25 Agu 2022 18:34 WITA ·

Harga Telur di Sidrap Makin Meningkat


 Harga Telur di Sidrap Makin Meningkat Perbesar

AJATAPPARENG.ONLINE, SIDRAP — Beberapa minggu ini terjadi lonjakan harga telur, dari harga Rp45 ribu perrak kini naik menjadi Rp52 ribu perrak, hal ini tentu berkaitan dengan Suplai and Demand, dimana permintaan meningkat stok terbatas.

Kejadian ini tentu tidak terjadi begitu saja,
hal ini disebabkan beberapa faktor, terjadinya kenaikan biaya produksi (harga pakan), dan Pengurangan Produksi Telur.

Ditahun 2021 sampai sekarang ini, terjadi kenaikan biaya produksi yang sangat tinggi di usaha Peternakan Ayam Petelur, Konsentrat, Jagung dan Dedak.

Hal ini membuat peternak mengalami
kerugian yang luar biasa di sepanjang tahun 2021, sampai pada akhir semester I tahun 2022, dan berusaha bertahan dengan mengurangi Populasi bahkan banyak yang terpaksa berhenti karena tidak sanggup lagi melanjutkan usaha tersebut.

Tentu dengan meninggalkan utang yang belum tentu bisa terbayarkan. Diperkirakan terjadi Pengurangan populasi sekitar 30- 40% dari populasi sebelumnya.

Ketua Layer Owner Community Sulawesi (LOCS), Kasman Malik mengatakan kondisi tersebut secara otomatis mengurangi jumlah produksi telur di pulau Sulawesi.

Kenaikan harga sebenarnya masih wajar bandingkan dengan komuditas lainnya dan kenaikan bahan bakar yang meningkatkan biaya operasional.

Namun khusus, di Kabupaten Sidrap sebagai centra produksi telur Indonesia Timur. Kenaikan harga telur yang terjadi sampai saat ini, dipicu juga oleh adanya program Bansos yg dikeluarkan oleh
KeMensos,

Kegiatan masyarakat yang kembali normal disemua sektor, serta gangguan produksi
dan distribusi pangan yang menyebabkan melonjaknya harga komoditas tertentu.

Hal lain dipicu karena terjadinya pengurangan Parent Stok yang dilakukan pihak pabrikan untuk menghindari over populasi

Inilah yang menyebabkan Harga telur melonjak, dimana Suplay dan demand yg tidak seimbang atau stok sangat kurang dan permintaan begitu tinggi.

Sebagai Layer Owner Community Sulawesi dan sebagai pengusaha ayam petelur, peternak hanya berharap bagaimana terjadi jaminan kestabilan dalam menjalankan usaha ini, tanpa harus mengalami kerugian berkepanjangan dan akhirnya terjadi lonjakan harga telur.

Tentu hal ini tidak lepas dari peran pemerintah dan perusahaan terkait tetap menggalakkan peningkatan minat konsumsi telur di masyarakat.

Kemudian diminta pemerintah bagaimana menstabilkan harga bahan baku khususnya jagung dengan mengatur waktu
yang tepat untuk melakukan impor jagung.

Tak kalah pentingnya adalah bagaimana pihak Pemerintah memantau harga pakan
(konsentrat) Pabrikan agar segera menyesuaikan harga atau melakukan penurunan harga.

Menyesuaikan pertumbuhan populasi (produksi telur) dengan daya serap (tingkat
konsumsi) masyarakat. Pemerintah setidaknya berupaya menormalkan kembali populasi di peternak rakyat, sebagai program penciptaan lapangan kerja dan sumber pendapatan di masyarakat. (asp)

Artikel ini telah dibaca 720 kali

badge-check

Editor

Baca Lainnya

KPU Pinrang Terima Bacalon Bupati dan Wakil Bupati Perseorangan

13 Mei 2024 - 22:43 WITA

Pilkada Sidrap 2024 Dipastikan tanpa Calon Perseorangan

13 Mei 2024 - 20:45 WITA

Dinas Pendidikan Gelar O2SN Tingkat Kabupaten

13 Mei 2024 - 13:37 WITA

Pemdes Otting Gelar Pelatihan Kesiapsiagaan Tanggap Bencana

13 Mei 2024 - 11:45 WITA

PJ Sekda Sidrap Himbau Masyarakat Waspadai Cuaca Ekstrim

29 April 2024 - 14:29 WITA

Korwil FPII Pinrang Terima SK, Dihadiri Kadis Kominfo-Sandi di Pantai Wisata  Ammani

29 April 2024 - 07:47 WITA

Trending di Ajatappareng

Konten ini milik Ajatappareng Online. Anda tidak dapat menyalin konten ini.