AJATAPPARENG.ONLINE, PINRANG — Mengawali kegiatan turun sawah, para petani di Desa Patobong, Kecamatan Mattiro Sompe menggelar acara “Mappalili” Kamis, (16/12/21). Mappalili merupakan salah satu tradisi yang secara turun-temurun tetap dilestarikan hingga saat ini.
Kegiatan ini diyakini oleh petani sebagai doa, karena didalamnya memiliki makna pengharapan yang luar biasa terutama dalam hal keselamatan berusahan tani dan harapan hasil panen yang melimpah.
Kadis Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Pinrang, Andi Tjalo Kerrang yang menghadiri acara Mappalili di Desa Patobong mengungkapkan bahwa kegiatan tersebut memiliki makna filosofi yang dalam, selain sebagai doa, didalamnya juga terbentuk jiwa kegotong-royongan yang kuat diantara para petani.
“Kearifan lokal seperti ini harus kita rawat karena didalamnya ada semangat kegotongroyongan yang terbina dengan baik, kegiatan usahatani padi sangat membutuhkan kebersamaan, kesepakatan dari para petani khusunya dalam menentukan jadwal tanam, pembersihan saluran, pemberantasan hama pra tanam terutama tikus dan pengendalian hama penyakit, hal yang demikian sangat menentukan keberhasilan kita semua,” tutur Kadis Pertanian.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa tradisi ini berisi tentang pedoman. Mulai dari proses pelaksanaan mappalili yang harus didahulukan sebelum menanam padi serta kesepakatan-kesepakatan yang harus dipatuhi bersama.
Tradisi Mappalili dipimpin oleh “dulung” atau pemimpin adat yang biasa memimpin doa. Kegiatan diawali dengan penggunaan alat bajak sawah mengelilingi areal sawah. Beberapa sesajen juga disediakan dalam acara ini.
Turut hadir pada kegiatan tersebut, Kabid Penyuluhan, Sukur Tanri, BPP, PPL, POPT, unsur pemerintah setempat, dan pengurus kelompok tani. (jp)