AJATAPPARENG.ONLINE, SIDRAP — Belum lama ini beredar video berisi transkrip rekaman pilot dan co-pilot detik-detik jatuhnya pesawat Lion Air JT 610. Ada juga isu penculikan anak di media sosial yang meresahkan warga. Tidak berselang lama, Kementerian Kominfo dalam rilisnya menegaskan kedua berita tersebut merupakan hoax
Itu hanya dua contoh saja. Seiring makin pesatnya media informasi, berita hoaks memang makin bertebaran. Siapa pembuat dan kapan disebar tidak bisa diprediksi, sementara materinya dikemas sedemikian rupa untuk untuk mengecoh pembaca untuk percaya bahkan turut menyebarkanya.
“Mencegah munculnya berita hoaks utamanya di media sosial rasanya tidak mungkin, oknum-oknum yang terdorong keuntungan materil ataupun motif lain makin rajin memproduksi berita macam itu. Terpenting sekarang bagaimana masyarakat memiliki kemampuan menyaring berita yang dibacanya,” ujar Kadis Kominfo Sidrap, Ir Kandacong Mappile baru-baru ini.
Kemampuan menyaring berita tersebut, kata Kandacong, membuat pembaca tidak asal percaya apalagi turut menyebar berita bohong. Ada beberapa kiat yang perlu diterapkan pembaca untuk menangkal berita hoaks.
“Pertama dengan mengecek sumber berita untuk memastikan informasi yang didapat berasal dari sumber berita kredibel,”jelas mantan Kepala Badan Ketahanan Pangan Sidrap itu.
Tips kedua, beber Kandacong adalah mengkonfirmasi pihak yang dianggap berkompeten sekaitan dengan berita yang ada. Hal tersebut dapat membantu meluruskan informasi salah.
Selanjutnya adalah tidak terprovokasi dengan judul berita yang bombastis atau berlebihan. “Penting pula senantiasa bersikaplah netral saat menerima informasi,”papar pria yang menjabat Kadis Kominfo Sidrap sejak Januari 2017.
Kiat terakhir yaitu dengan membandingkan informasi sumber dengan informasi dari sumber lain. “Perbanyak membaca, banyak referensi sangat baik membandingkan benar tidaknya suatu informasi,” tandasnya. (asp/ajp)