AJATAPPARENG.ONLINE, SIDRAP — Kerukunan Keluarga Sidenreng Rappang (KKSR) kota Bontang, Kalimantan Timur menyerahkan bantuan ke korban banjir di Kabupaten Sidrap.
Bantuan berupa dana sebesar Rp 7 juta diterima Wakil Bupati Sidrap,Ir. H Mahmud Yusuf, M.Si melalui perwakilan KKSR di Rumah Jabatan Wabup, Pangkajene, Kecamatan Maritenggae, Senin (24/06/2019) Malam.
Penerimaan bantuan tersebut kemudian diserahkan kepada Dandim 1420 Sidrap, Letkol Inf J.P Situmorang, S.Sos sekaligus komandan posko penanganan darurat bencana bersama Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sidrap, Siara Barang, SH,M.Si yang juga sebagai wakil komandan posko penanganan darurat bencana.
Ketua KKSR Kota Bontang, dr Hidayat berharap bantuan tersebut bisa meringatkan beban masyarakat yang terkena dampak bencana banjir.
“Mudah-mudahan bantuan kami dapat diterima dan bisa bermanfaat untuk meringankan beban para korban bencana banjir,” ucapnya.
Dia juga berharap agar banjir cepat surut sehingga warga bisa kembali beraktivitas seperti biasanya.
Sementara itu, Wakil Bupati Sidrap, Mahmud Yusuf mengatakan bantuan dana yang diterimanya itu langsung di serahkan ke komandan posko penanganan darurat bencana.
“Bantuan ini akan diserahkan ke korban banjir. Pemerintah Kabupaten Sidrap mengucapkan terimakasih banyak kepada KKSR kota Bontang atas kepeduliannya terhadap sesama,” katanya.
Dia pun berharap, agar kiranya kerukunan-kerukunan bugis Sidrap lainnya yang ada di rantauan bisa terbuka hatinya untuk membantu sesama utamanya yang terkena bencana di tanah kelahirannya Bumi Nene Mallomo.
Dandim 1420 Sidrap, Letkol Inf J.P Situmorang, S.Sos mengatakan bahwa selaku Dan Posko Bencana saya mengucapkan terimah kasih banyak atas bantua dari sodara-sodara kita yang ada di Kota Bontang.
“Bantuan yang diberikan ini, sangatlah bermamfaat bagi sodara-sodara kita yang masih terdampak bencan banjir,” tutupnya.
Sekedar diketahui, banjir saat ini masih melanda ratusan rumah warga di dua Kecamatan yakni di Kelurahan Wette’e Panca Lautang dan Desa Teteaji Kecamatan Tellu Limpoe.
Untuk aktivitas sehari-hari warga keluar masuk perkampungan mereka hanya menggunakan rakit dan perahu dayung. Banjir tersebut akibat luapan dua danau Sidenreng dan danau Tempe Kabupaten Wajo. (asp/ajp)