Menu

Mode Gelap
Curah Hujan Tinggi, Warga di Bantaran Sungai Bilokka – Wette’e Diminta Waspada Begini Respon Parpol dan Tokoh Terkait Wacana Pilkada Dipilih DPRD Polisi Sita Mesin Cetak dan Uang Palsu Rp446,7 Juta di UIN Makassar Malam Ini, Myanmar Tantang Timnas Garuda Muda di Piala AFF 2024 Pesan Tegas Prabowo, Penegak Hukum tidak Boleh Ragu Berantas Korupsi!

Kabar Utama · 13 Sep 2019 08:29 WITA ·

Menelusuri Leluhur BJ Habibie


 Menelusuri Leluhur BJ Habibie Perbesar

SETELAH berkonflik salama setengah abad dengan VOC, Kerajaan Gowa-Tallo akhirnya menandatangani Perjanjian Bongaya pada 18 November 1667. Perjanjian ini menandai awal kekuasaan penuh Kompeni di bagian timur Nusantara. Banyak orang, termasuk para ksatria dan bangsawan, memilih pergi daripada hidup di bawah kekuasaan penjajah. Mereka tersebar ke berbagai daerah Nusantara. Salah satunya Lamakasa, nama singkatnya Lakasa, dari suku Bugis. Bagi orang Bugis, kata “La” biasanya ditambahkan di depan nama seorang anak laki-laki.

Lamakasa dan kawan-kawan meninggalkan kampung halamannya dengan kapal layar yang memuat perbekalan dan dilengkapi persenjataan. Mereka mendarat di Sulawesi bagian utara. Pada masa itu, daerah Gorontalo sering diganggu bajak laut dari Mangginano atau orang-orang Mindano yang merampok dan membunuh penduduk yang tinggal di pesisir pantai.

Para ksatria itu mengadakan perjanjian dengan Raja Gorontalo untuk mengusir bajak laut itu dari pesisir pantai Gorontalo. Mereka berhasil mengusir para perampok itu. Raja senang dan mengizinkan mereka tinggal di sekitar pelabuhan Gorontalo dan sampai sekarang daerah itu masih disebut Kampung Bugis atau Kelurahan Bugis.

“Lamakasa menikahi seorang gadis Gorontalo yang bernama Hawaria. Dari perkawinan mereka lahir seorang putri dan empat orang putra. Salah seorang di antaranya adalah lelaki yang diberi nama Habibie,” tulis A. Makmur Makka dalam The True life of Habibie: Cerita di Balik Kesuksesan.

Habibie menikahi Layiyo. Lahirlah Abdul Jalil Habibie sebagai anak kedua dari tujuh bersaudara. Abdul Jalil Habibie kemudian menjadi haji dan pemimpin umat Islam di daerah Kabila dan sekitarnya, sekaligus pemangku adat dan anggota Majelis Peradilan Agama. Dia juga orang kaya yang memiliki sawah, perkebunan kelapa, dan ranch atau peternakan sapi dan kuda di Kampung Batudaa, sekitar 11 km dari Gorontalo.

Artikel ini telah dibaca 278 kali

badge-check

Editor

Baca Lainnya

Begini Respon Parpol dan Tokoh Terkait Wacana Pilkada Dipilih DPRD

17 Desember 2024 - 14:20 WITA

Polisi Sita Mesin Cetak dan Uang Palsu Rp446,7 Juta di UIN Makassar

17 Desember 2024 - 13:52 WITA

Pesan Tegas Prabowo, Penegak Hukum tidak Boleh Ragu Berantas Korupsi!

9 Desember 2024 - 14:01 WITA

Sekprov Sulsel Pastikan Seleksi PPPK Bersih dan Lancar

9 Desember 2024 - 13:40 WITA

32 Legislator Sidrap dari Partai Pengusung ‘Andalan Hati’ Bertemu Bahas Pilgub Sulsel

22 Oktober 2024 - 15:55 WITA

Ditres Narkoba Polda Sulsel Gagalkan Peredaran Narkoba di Pinrang

2 September 2024 - 15:47 WITA

Trending di Ajatappareng

Konten ini milik Ajatappareng Online. Anda tidak dapat menyalin konten ini.