AJATAPPATENG.ONLINE, PINRANG — Musyawarah Pusat pemilihan ketua pengurus Kerukunan Pelajar Mahasiswa Pinrang (KPMP) berlangsung ricuh. Pasalnya, beberapa peserta dari cabang PP KPMP yang hadir dalam musyawarah tersebut tidak menerima hasil keputusan yang dikeluarkan.
Musyawarah Pusat KPMP Pinrang digelar di Hotel Mutiara Khadijah, Kota Makassar (27/12/2023)
Zainal, salah satu steering komite pada kegiatan Muspus PP KPMP Pusat menuturkan bahwa Muspus yang digelar tersebut dikeluarkan secara sepihak tanpa melibatkan steering komite lainnya, dimana saat kegiatan berlangsung tiba tiba hasil musyawarah diputuskan, Anmar Pengurus Cabang KPMP Cempa yang menjadi ketua terpilih PP KPMP.
“Tiba-tiba muncul nama dan itu sama sekali tanpa sepengetahuan dari tiga steering komite, yang mana diketahui stering komite pada kegiatan Muspus PP KPMP ada lima orang,” sesal Zainal.
Bahkan, Zainal dan dua rekannya yang diberi mandat sebagai steering komite pada Muspus tersebut tidak diberi tahu sebelumnya dari hasil musyawarah nama ketua yang terpilih yang tiba-tiba saja keluar.
“Hal ini tidak benar dalam organisasi dan sudah melanggar aturan dimana pemilihan dan penetapan ketua PP KPMP Pusat yang seharusnya di sahkan oleh lima steering komite,” jelasnya.
Menurutnya, kericuhan yang terjadi dalam Muspus PP KPMP itu wajar terjadi karena hasil keputusan yang sepihak tanpa melibatkan steering komite, bahkan diduga melibatkan Demisioner ketua untuk musyawarah keputusan sepihak tersebut.
“Sebagi steering komite yang dipercayakan dalam musyawarah ini sangat tidak bisa kami terima,” kecewa Zainal
Zainal menambahkan, jika hal ini tetap dilanjutkan, yakin dan percaya Dimisioner ketua bersama kedua steering itu telah mencatat sejarah baru di tahun 2023 untuk membuat PP KPMP Pusat menjadi dualisme dan mengajari hal hal baru kepada adik adik pengurus di PP KPMP Cabang bahwa di dalam tubuh organisasi PP KPMP kita bisa melakukan pemilihan ketua bisa tanpa stering komite dan dilakukan secara sepihak saja.
“Beberapa pengurus KPMP cabang dan KMP koperti tidak menyampaikan informasi terkait adanya kelanjutan musyawarah tersebut, dimana tempat yang di agendakan dari awal justru di pindah tempatkan tanpa penyampaian dan pemberitahuan, jadi terkesan sangat di paksakan,” tutul Zainal. (ac)