AJATAPPARENG.ONLINE, BARRU — Penanganan Stunting di Barru mendapatkan Legitimasi Sempurna dari Pemerintahan Daerah yang ditandatangani oleh Bupati Barru, Ir. H. Suardi Saleh M.Si dan Ketua DPRD Barru Lukman T serta mengambil Tandatangan Komitmen semua Stakeholder untuk bersama percepatan Penanganan Penurunan Stunting di Kabupaten Barru.
Nampak Segenap Unsur Forkopimda, Sekda, Kepala OPD bersama segenap Penanggungjawab Wilayah Tingkat Camat, Lurah/Desa bubuhkan tanda tangan di Lembar Komitmen bersama di Lantai II Bappelitbangda Barru, Senin (13/6/2022).
Diketahui, Prevalensi Stunting Barru Tahun 2021 masih diangka 26,4 persen berdasarkan data SSGI (Studi Status Gizi Indonesia) sedangkan target nasional sebesar 14 persen yang tercantum dalam RPJMN Tahun 2020-2024.
“Untuk mencapai target ini dalam Dua Tahun, Kerja Kolaborasi adalah kunci keberhasilan, karena intervensi percepatan penurunan stunting, baik itu intervensi gizi spesifik maupun intervensi gizi sensitif memiliki kontribusi sebesar Tujuh Puluh Persen, dalam upaya penurunan stunting,” urai Bupati Suardi Saleh.
Penanganan stunting menjadi prioritas perhatian Pemda Barru setelah berhasil mendapatkan Predikat Kabupaten Kota Sehat selama Dua Tahun berturut-turut.
Pada momen ini pula, Inovasi Organisasi Perangkat Daerah diperkenalkan ke masyarakat Barru, sebagai rangkaian narasi besar penanganan stunting.
“Kita juga minta agar Pokja PKK membantu untuk membuat makanan pendamping ASI, Kami dari PKK mencoba membuat inovasi dengan membuat makanan tambahan bagi anak-anak dibawah dua tahun, yang terbuat dari telur selama dua bulan,” sebut Ketua Tim Penggerak PKK Barru, drg. Hj. Hasnah Syam MARS.
Salah satu pimpinan Tim Pelaksana Percepatan Penanganan Stunting Tahun 2022 ini, menyebut inovasi yang dilakukan bertujuan untuk memenuhi amanah dari Kementerian Kesehatan yang meminta Tim Penggerak PKK disemua level untuk mengambil peran dan bahu membahu bersama Pemerintah mewujudkan peningkatan kesejahteraan keluarga melalui program pengentasan Stunting.
Berikut beberapa Inovasi OPD lainnya yang diperkenalkan pada Rembuk Stunting:
Inovasi Pede Makessing (Pemerintah Desa dan Masyarakat Cegah Stunting) dari DPMD, PPKB, dan PPPA yang mengalokasikan dana dalam APBDes dan kolaborasi KPM dan Tim Pendamping Keluarga.
Wisata Posyandu dari Dinas Kesehatan yang merupakan upaya memassifkan inovasi yang pernah memenangkan lomba inovasi tingkat Provinsi Sulsel agar diselenggarakan massif, berbasis layanan yang didesain khusus melayani Posyandu gunakan pendekatan dunia bermain anak-anak.
Cinta dan Kepastian (Cegah Infeksi Stunting dengan Lima Pilar Sanitasi) dari Dinas PU dan PKP, yang menyasar kebersihan lingkungan rumah tangga.
Dan beberapa Inovasi lainnya, termasuk Mpok Darsi dari Dinas Sosial Barru, yang kelompoknya dihadirkan untuk diperkenalkan ke publik, khusus untuk wilayah Kelurahan Sumpang Binangae, yang melibatkan anggota PKH untuk turun membantu sosialisasi penanganan stunting. (Hum)