AJATAPPARENG.ONLINE, SIDRAP — Bukan cuma Dusun Pabbaresseng di Sidrap yang belum menikmati listrik PLN. Dusun Batu Bolong, Desa Compong Kecamatan Pitu Riase juga ternyata bernasib sama.
Malah kondisi dusun ini lebih parah dibanding Pabbaresseng. Tidak ada genset apalagi panel surya untuk menerangi sekira 40 rumah didusun ini.
“Selama ini kita hanya pakai lilin dan pelita minyak,” kata salah satu warga, La Gading.
Menurutnya, aliran listrik PLN memang belum pernah mereka nikmati sejak dahulu. Sehingga warga berharap bisa dibantu oleh pemerintah, sebagaimana di Dusun Pabbaresseng Desa Mattirotasi.
Selain tidak ada listrik, warga dusun yang sebagian bekerja sebagai produsen gula merah, juga mengharapkan bantuan alat produksi. Juga akses jalan yang perlu diperbaiki.
“Kalau ada bantuan seperti wajan, akan sangat bermanfaat bagi kami. Penjualan gula merah juga, akan lebih lancar kalau jalanan bagus,” ungkap La Gading.
Selain membuat gula merah, warga dusun terpencil itu juga bekerja sebagai petani kakao. Harga jual bahan dasar cokelat itu kini sangat murah, hanya Rp20 ribu per Kg, menambah beban mereka.
Hal sama dirasakan warga dusun Pabbaresseng. Mereka baru menikmati listrik, meski dengan genset setelah terekspose di media.
Ironisnya, belum ada tindakan yang diambil pemerintah. Beruntung di Dusun Pabbaresseng, masih ada kepedulian Ketua DPRD Sidrap, H Zulkifli Zain yang mau menyumbanh genset.
Kondisi dua dusun ini, justru berbanding terbalik dengan kondisi di Kota Pangkajene yang gemerlap dengan cahaya warna warni. Terutama sepanjang jalan Lanto dg Pasewang hingga Rujab Bupati yang dipenuhi lampu hias dan menyilaukan mata. (*/spa)