AJATAPPARENG.ONLINE, ENREKANG — Langkanya elpiji 3 kg mengakibatkan warga masyarakat Kabupaten Enrekang rela mengantri dan menunggu di setiap pangkalan. LPG sampai ke tingkat pengecer untuk mendapatkan elpiji bersubsidi gas elpiji 3 kg.
Disejumlah pangkalan resmi LPG elpiji 3 kg di wilayah kabupaten enrekang rela antre dan harus menunggu Seperti yang terlihat Kelurahan juppandang Kecamatan enrekang kabupaten enrekang, senin sore (6/8/2018).
Puluhan warga yang umumnya dari kalangan ibu-ibu rumah tangga ini, nampak antri menunggu untuk membeli elpiji 3 kg di beberapa
pangkalan agen resmi pertamina yang berada di Enrekang.
Meski harganya melambung dari Harga Eceran Tertinggi (HET), kami terpaksa membelinya. Karena elpiji ini sulit didapatkan sekarang,” ujar salah seorang warga setempat.
Antrian untuk membeli elpiji 3 kg ini juga terjadi di tempat lain, seperti di Kelurahan puserren, Kelurahan juppandang,kelurahan galonta Kecamatan enrekang, dan beberapa lokasi lainnya di Enrekang.
Kelangkaan pasokan gas elpiji ukuran 3 kg di daerah ini sudah terjadi sejak sebulan terakhir Sejumlah agen resmi pertamina dan pengecer di Kecamatan enrekang mengaku kehabisan stok elpiji bersubsidi ini,untuk dijual ke konsumen.
Akibatnya, warga masyarakat di sejumlah kawasan di daerah itu mengeluhkan kelangkaan elpiji.
“Susah sekali mendapatkan (tabung gas 3 kg) sekarang. Kalau pun ada, harganya melambung tinggi dan jumlahnya sangat terbatas,” papar subir tulang pedagang gorengan yang berada ditanggul sungai mata allo Enrekang.
Menurutnya, dalam sehari, ia membutuhkan 3 sampai 4 tabung gas elpiji 3 kg per hari untuk memenuhi kebutuhan usahanya. “Kalau sudah langka begini, harga jual elpiji 3 kg mencapai Rp 25 ribu per tabung,” jelas
Anehnya, gas elpiji nonsubsidi ukuran 12 kg dan elpiji warna pink ukuran 5,5 kg justru stoknya banyak. Namun para konsumen, khususnya dari kalangan rumah tangga enggan membelinya karena harganya yang mahal.
Kelangkaan stok elpiji ukuran 3 kg ini, semoga saja bukan permainan spekulan. ( omb/ajp)