AJATAPPARENG.ONLINE, SIDRAP — Pertumbuhan ekonomi Sidrap melambat pada tahun 2019. Salah satu penyebab ‘mandeknya’ laju pertumbuhan ekonomi adalah turun produktivitas pertanian pada tahun 2019 ini.
Sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS) Sidrap, sejak tahun 2016, laju pertumbuhan ekonomi mencapai angka 8,77 persen. Dan pada tahun 2019 ini, anjlok hingga 4,65 persen.
“Ini disebabkan oleh tidak maksimalnya sumber-sumber PAD kita. Terutama di sektor pertanian,” beber Ketua Fraksi Partai Nasdem DPRD Sidrap, Samsumarlin, Selasa (17/3/2020).
Ini membuktikan, bahwa pemerintahan H Dollah Mando dan H Mahmud Yusuf di tahun 2019 ini, telah gagal’ dalam meningkatkan sektor pertanian, yang notabene menjadi sektor andalan daerah ini.
Sementara, program andalan pemerintah saat ini, yakni penyediaan jasa makan dan minum yang diharapkan bisa mendongrak pertumbuhan ekonomi, ternyata hanya memberi sumbangsih sebesar 0,37 persen.
“Harusnya, sektor pertanian lebih digenjot karena pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi besar. Yakni 29.5 persen,” tegasnya.
Ketua DPD Partai Nasdem itu berharap, pemerintah selaku penanggung jawab harus memberikan evaluasi terkait hal ini sehingga tidak terkesan ‘gagal’ di sektor pertanian yang menjadi andalan Sidrap.
Sebelumnya, data BPS Sidrap menyebutkan, bahwa pertumbuhan ekonomi Sidrap turun dan paling rendah 5 tahun terakhir.
Sektor UMKM belum Berpengaruh
Selain karena dipengaruhi sektor pertanian yang menurun, juga karena sektor yang tengah digenjot pemerintah daerah, yakni UMKM belum maksimal.
Data BPS menyebutkan, bahwa sektor Perdagangan Makan minum di Sidrap memang mengalami peningkatan dari 8 persen lebih pada tahun 2016 menjadi 16 persen lebih pada tahun 2019.
Namun, keberadaan lapak-lapak penjual makan minum di pangker dan warkop-warkop ternyata baru bisa menyumbanh 0,96 persen terhadap laju pertumbuhan ekonomi Sidrap. (spa)