AJATAPPARENG.ONLINE, SIDRAP — Angka kematian ternak unggas di daerah Sidrap akibat serangan virus Avian Influensa (AI) atau flu burung jenis H5N1 sudah mencapai kurang lebih 17 ribu ekor berupa ternak itik dan ayam ras petelur.
Kondisi ini diperparah dengan terancamnya kurang lebih 87 ribu ekor ternak yang saat ini dalam kondisi sakit yang tersebar di sejumlah wilayah kecamatan di daerah Sidrap. Data ini yang diterima dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan provinsi Sulsel perhari ini.
Kadis Peternakan dan Perikanan Sidrap, Samuel melalui Kepala Bidang Ternak Disnakkan Sidrap, Amiruddin yang dikonfirmasi melalui ponselnya, Selasa (21/4/2020), mengaku saat ini sedang melakukan tabur benih ikan bersama bupati.
“Maaf, saya lagi sibuk urus benih ikan,” singkatnya saat dikonfirmasi soal kondisi unggas di Sidrap.
Ini membuktikan, pemerintah kabupaten melalui dinas terkait dinilai kurang peka terhadap kondisi yang dialami masyarakat peternak di daerah ini, khususnya bagi peternak kecil yang terancam merugi atau gulung tikar.
Kadisnakeswan Provisni Sulsel, Azis Zainuddin ternyata cukup gerah dengan kondisi ini.
“Selaku pejabat yang bertanggungjawab di bidang peternakan, seharusnya dia fokus mengurusi kondisi ternak masyarakat yang tengah bergelut dengan virus mematikan ternak yang dapat berimbas ke manusia (Zonosis), dibanding benih ikan,” sesal mantan Kadisnakkan Sidrap itu.
Ditegaskannya, sejatinya Kabid ternak lebih banyak turun kelapangan memberikan bimbingan dan arahan kepada peternak dalam mengantisipasi dan menekan tingkat kematian ternak.
Ia menjelaskan, kondisi Peternak, khususnya ternak ayam ras atau petelur di daerah ini, betul-betul dalam kondisi sulit. Disamping terserang virus H5N1, juga diserang dengan virus H2N9 yang dapat mengurangi produksi hingga 60 persen. (asp/ajp)