AJATAPPARENG.ONLINE, SIDRAP — Kebersamaan itu sangat penting. Apalagi ditengah pengamanan menjaga keamanan dan ketertiban suatu wilayah.
Tempat tidak jadi masalah bagi TNI-POLRI untuk saling mengisi satu sama lain. Dijam-jam istirahatnya, dua institusi ini saling bercanda, bahkan berbaur makan bersama tanpa ada sekat memisahkan.
Keindahan dan kenyamanan dua petingi TNI-Polri di Sidrap ini diperlihatkan ditengah beristirahat usai melakukan pengamanan rapat Pleno Pengundian Nomor Urut Paslon (Pasangan Calon) oleh KPU digedung DPRD Sidrap, Selasa (13/02/2018).
Nampak kemesraan diperlihatkan pimpinan TNI-POLRI. Kapolres Sidrap AKBP Ade Indrawan bersama Dandim Letkol Inf Eko Paskah HN langsung berbaur dengan pasukan masing-masing untuk makan siang bersama.
Tidak ada rasa sungkam para pasukan maupun dua pimpinan keamanan ini. Mereka berdua makan bersama.
Bahkan, ada yang memantik perhatian pasukan. Kapolres dan Dandim saling menyuapi satu sama lain. Betul-betul tercipta suasana kekeluargaan diantara mereka berdua.
Suasana berubah riuh, pasukan yang tadinya tenang makan langsung bersorak meriah memberikan semangat pimpinannya tersebut.
“Kita harus damai. Indahnya kebersamaan itu harus dimulai dari pimpinan, biar masyarakat tahu kami ini satuan yang tidak bisa dipisahkan,” ungkap Kapolres AKBP Ade Indrawan diamini Dandim Letkol Inf Eko Paskah.
Hal paling utama adalah bagaimana menciptakan Pilkada yang damai, sejuk dan berwibawa.
“Alhamdulillah, massa masing-masing kedua pihak paslon pulang kerumah dengan tertib, lancar dan aman. Ini yang selalu kita harapkan terus tercipta Pilkada Sidrap yang damai dan sejuk,” lontar Ade Indrawan.
Sementara proses pengambilan nomor urut Paslon sedikit diwarnai ketegangan. Diluar area gedung DPRD Sidrap, massa FATMA dan DoaMu sempat bersinggungan.
Namun tidak berlangsung lama, dua institusi TNI-POLRI langsung mengambil alih keamanan. Situasi dapat dikendalikan dan tidak meluas setelah Kapolres Sidrap dan Dandim turun tangan sejak awal sebelum acara dimulai.
“Semua sudah kondusif, aman dan terkendali. Masyarakat kedua saling menahan dan membubarkan diri masing-masing dengan tertib,” pungkasnya. (asp/ajp)