AJATAPPARENG.ONLINE, ENREKANG, — Nyiur Melambai ‘perang’ terhadap Covid-19. Guna meredam pergerakan virus mematikan yang bermula dari Kota Wuhan ini, sederet upaya dilakukan pemerintah dan masyarakat.
Salah satu opsi yang kini riuh dikumandangkan yakni memperketat pintu masuk daerah. Bahkan, Jumat (3/4/2020), warga Sidrap yang akan melintas dan masuk ke Enrekang mulai ‘dicekal’.
2 penumpang asal Rappang, Jumat (3/4/2020), yang tadinya ingin ke Enrekang harus gigit jari lantaran harus dipulangkan setelah dilarang melintas. Sementara, angkutan umum, yang memuat warga Enrekang, tetap diperbolehkan melintas, namun melalui screening dan penyemprotan.
Informasi yang dihimpun, langkah pengetatan batas daerah iitu bertujuan untuk menangkal mewabahnya virus Corona di Enrekang yang masih ‘zero case’.
Bahkan, dinas kesehatan setempat dan posko perbatasan diminta untuk lebih waspada terhadap pendatang.
“Sidrap sekarang sudah transmisi lokal. Jadi kalau memang ada klinis ke arah covid, dan riwayat berkunjung dari Sidrap, PDP kan saja,” ujar Kadis Kesehatan Enrekang, Sutrisno dalam percakapan grup WA Covid 19 Enrekang.
Tak hanya di perbatasan Sidrap-Enrekang, pos penjagaan ketat juga berlaku di perbatasan Sidrap-Pinrang. Setiap warga yang melintas, harus melalui screening dan desinfeksi.
Sekadar diketahui, data yang dirilis covid19.sulselprov.go.id menyebutkan, Jumat (3/4/2020), hingga pukul 17.34 wita, jumlah kasus positif corona di Sidrap sudah 3 orang, PDP 26 dan ODP 49 orang.
Enrekang masih ‘Zona Hijau’
Beda Sidrap, beda Enrekang dalam penanganan Covid 19.
Meski memiliki 4.687 orang tanpa gejala (OTG) di Enrekang saat ini, Enrekang masih belum memiliki kasus positif.
“Kuncinya, semua warga yang masuk ke Enrekang di-screening lewat 4 pintu perbatasan,” jelas Bupati Enrekang, H Muslimin Bando.
Data di Enrekang, ada 172 Orang Dalam Pemantauan (ODP), 3 PDP.
Muslimin tetap menginstrusikan seluruh jajarannya agar terus bekerja keras, mempertahankan Enrekang tetap zona hijau alias nol positif covid-19.
Pemkab Enrekang juga telah memesan 500 alat rapid test. Saat ini sudah datang sebanyak 40 alat. Sementara itu, penyemprotan disinfektan telah mengcover sekira 95 persen rumah se-Enrekang.
Penyemprotan akan kembali dilakukan serentak dan massif pekan depan.
Dia juga menyampaikan mengenai tantangan kedepan jelang Ramadan. Diperkirakan ada banyak mahasiswa dan perantau asal Enrekang yang pulang kampung. Pihaknya meminta petunjuk Pemprov mengenai hal ini, sembari terus menerapkan SOP dan langkah-langkah pencegahan yang dianggap perlu. (spa)